SIARINDOMEDIA.COM – Senin (14/2/2023) pagi Taukid duduk di depan tokonya sambil menunggu para pelanggan. Pria penyuka rokok kretek tersebut sudah berjualan buku di Galeri Pasar Buku & Seni Velodrome Sawojajar Malang sejak relokasi tahun 2008.
Taukid adalah penerus dari toko milik paman dan orang tuanya. Sebelum Taukid, Iskandar (kakaknya) lebih dulu berdagang buku ketika tokonya masih bertempat di Jl. Sriwijaya atau stasiun kota baru.
Pemilik toko nomor 7 tersebut adalah salah satu pedagang buku di Volderoom yang aktif. Meski tidak ada jam paten membuka toko, Taukid disiplin membersihkan dan merawat galeri buku yang dia miliki.
Bagi Taukid, koleksi buku klasik adalah koleksi yang paling bernilai. Para kolektor buku klasik dari luar kota sering berkunjung ke tokonya.
“Biasanya para pecinta naskah-naskah kuno seperti teks pemerintah Belanda itu carinya ke sini, Mas” papar pria berkulit sawo matang.
Selain itu, menurut Taukid, buku yang sudah tidak dicari pelanggan adalah kamus. Karena orang-orang lebih memilih menggunakan google translate daripada menerjemahkan secara manual.
Di sisi lain, koleksi buku yang dimiliki Taukid diperolehnya dari relasi yang dia bangun. Mulai dari tukang rongsokan, tukang buku bekas sampai para kolektor.
Menurut Taukid, tantangan terbesar pedagang buku seperti dia adalah semakin sedikitnya orang-orang yang senang mengoleksi naskah-naskah klasik. Sebab daya tawar toko miliknya salah satunya karena dia memiliki koleksi tersebut.