SIARINDOMEDIA.COM – Di tengah hiruk pikuk aktivitas kota, Jalan Surabaya yang berada di sekitar Universitas Negeri Malang (UM) telah menjelma menjadi titik persinggahan, bagi para pengemudi ojek online. Area ini bukan sekadar jalur lalu lintas, melainkan juga menjadi tempat istirahat sejenak sebelum mereka kembali menggerus jalanan beraspal.
Sejak pagi hingga larut malam, terlihat para pengemudi ojek online berjajar di tepi jalan. Beberapa di antara mereka tampak bercengkerama, bertukar cerita tentang perjalanan, berbagi informasi tentang pesanan yang masuk, hingga sekadar melepas penat.
Bagian yang membuat tempat ini semakin menarik, adalah keberadaan berbagai pilihan kuliner di sekitarnya. Mulai dari warung kopi, nasi pecel, hingga jajanan kaki lima seperti gorengan.
Semua hadir menemani waktu istirahat para pengemudi. Harga yang relatif terjangkau membuat tempat ini menjadi favorit.
Di bawah pepohonan, juga tersedia tempat duduk bagi para penumpang yang sedang menunggu jemputan atau untuk tempat istirahat para pengemudi ojek online.

Seiring dengan berkembangnya tren transportasi online, keberadaan titik persinggahan seperti Jalan Surabaya, menjadi penting sebagai bagian dari ekosistem mobilitas perkotaan.
Tempat-tempat seperti ini tidak hanya mendukung kesejahteraan para pengemudi, melainkan juga berkontribusi pada geliat ekonomi lokal. Melalui keberadaan para pedagang kuliner yang ikut merasakan manfaat dari keberadaan mereka.
Memberikan Banyak Kehidupan
Jalan Surabaya mungkin hanya salah satu sudut kecil dari kehidupan perkotaan. Namun bagi mereka yang setiap hari melintasi jalanan untuk mencari nafkah, tempat ini adalah bagian dari keseharian yang tidak tergantikan. Sambil menikmati hidangan sederhana, mereka kembali mengisi tenaga, bersiap menghadapi perjalanan baru yang menanti di depan.
Tempat ini bukan hanya sekadar jalur lalu lintas, melainkan juga simbol interaksi, komunitas, dan keberagaman yang menjadi warna kehidupan di Kota Malang.
Di sela riuhnya suara mesin kendaraan dan obrolan santai para pengemudi, Jalan Surabaya tetap menjadi saksi bisu bagi perjuangan mereka yang setiap hari melintasi aspal demi menghidupi keluarga.