SIARINDOMEDIA.COM – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya, memberikan materi serta membagikan pengalaman tentang peran dan profesionalisme sebagai seorang jurnalis, di kantor PWI, Senin (17/2/2025).
Pemberian materi tersebut disampaikan oleh Ketua PWI Malang Raya, Ir. Cahyono. Kepada para mahasiswa magang dari IAI Sunan Kalijogo dan Universitas Negeri Malang (UM), dia mengungkapkan sejarah singkat PWI, khususnya PWI Malang Raya.
PWI Malang Raya, tuturnya, berdiri tahun 1982 yang meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu. Hingga saat ini, ada 95 orang yang menjadi anggota aktif di PWI Malang.

Dalam perjalanan panjangnya, PWI Malang sudah berhasil meloloskan sejumlah wartawan yang kompeten.
“Untuk mengetahui kelayakan menjadi seorang wartawan, seseorang tersebut wajib melakukan Uji Kompetensi Wartawan (UKW),” tegas Cahyono.
“UKW untuk mendapatkan gelar resmi sebagai seorang wartawan ini diadakan secara nasional, sehingga wartawan dari berbagai daerah bisa mendaftar. Ada beberapa tingkatan dalam wartawan, yakni muda, madya, lalu kemudian utama,” imbuhnya.
UKW di PWI Malang diadakan tanpa dipungut biaya sepeser pun. Karena itu para peserta yang berasal dari luar Malang berbondong-bondong mengikuti Uji Kompetensi Wartawan di kantor PWI Malang.
“Karena Uji Kompetensi di Malang ini, kalau di mana-mana bayar, tapi di Malang gratis,” ujarnya.
Ketua PWI Malang Raya dua periode ini mengungkapkan dalam penulisan berita, fakta atau keaslian sumber menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan. Dengan demikian pemberitaan terkait hoax dan penyimpangan apa pun dapat dihindari.
“Sebuah berita pendalaman ini penting dalam dunia pers. Tapi harus diingat bahwa dalam penulisan itu memang harus sesuai dengan fakta. Jangan sampai penulisan berita itu tidak sesuai dengan fakta, sehingga akan menjadi persoalan hukum,” ungkapnya.
Jaringan Media di Bawah Naungan PWI Malang
Sejauh ini PWI Malang Raya sudah membawahi 48 media dari berbagai platform, baik cetak maupun online, serta memiliki jaringan yang luas.
Dalam hal penulisan berita, sudah seharusnya seorang wartawan melakukan investigasi langsung ke lapangan. Hal ini agar penulisannya akurat dan tanpa dibumbui berbagai persepsi pribadi.
“Pemberitaan itu merupakan sebuah karya, maka ketika suatu karya itu bagus, seseorang akan lebih menyukai dan menghargai hasil tersebut,” pungkas Cahyono.