SIARINDOMEDIA.COM – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian menegaskan, bahwa Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Idul Adha yang jatuh pada pekan depan tidak berpotensi mendorong kenaikan inflasi.
“Diprediksi pada Idul Adha tidak terjadi dorongan potensi inflasi yang signifikan. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun lalu, yang dominan menyumbang inflasi pada momen Idul Adha adalah cabai dan bawang merah. Kemudian hal yang perlu diwaspadai yaitu harga sapi dan kambing hidup yang selalu naik dari tahun 2019 sampai tahun 2022 meski bersifat temporer,” ujar Tito.
Sedangkan pola inflasi di saat perayaan Idul Adha memang terbilang tidak setinggi inflasi di periode Ramadhan dan Lebaran.
Pada momen perayaan Idul Adha ini, tingkat konsumsi masyarakat memang cenderung tidak meningkat secara signifikan. Sehingga tidak terlalu mendorong potensi inflasi akibat permintaan. Seperti pada Idulfitri tahun lalu yang mendorong inflasi hingga 0,33 persen (mtm), sementara saat Idul Adha inflasi hanya pada angka 0,09 persen.
“Kita tetap perlu mengantisipasi terutama Hari Raya Idul Adha ini agar tetap stabil harga-harga dan juga jasa,” tambah Tito.
Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian, Infrastruktur, dan SDA (PISDA) Setda Kota Malang, Eny Handayani mengungkapkan bahwa secara nasional ketersediaan hewan ternak untuk kurban saat ini jumlahnya mencukupi untuk kebutuhan Idul Adha.
Eny juga mengatakan, bahwa pemerintah daerah juga harus memperhatikan jumlah stok hewan ternak yang digunakan sebagai hewan kurban nantinya. Sehingga akan diketahui jumlah kebutuhannya, dan berapa yang tersedia. Dengan demikian, apabila ada daerah yang kekurangan stok dapat bekerja sama dengan daerah lain untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
“Dari hasil Satgas Pangan Nasional, disampaikan bahwa saat ini antara ketersediaan melebihi kebutuhan. Sesuai arahan Mendagri, diminta kepada daerah untuk melihat sebarannya. Kami akan koordinasikan juga dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, termasuk antisipasi terkait kesehatan hewannya terutama karena masih adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) dan LSD,” katanya belum lama ini.