SIARINDOMEDIA.COM – Heru Cahyono, S.SN., M.Pd. adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Jombang yang juga menekuni profesi sebagai seorang dalang.
Pria kelahiran 13 maret 1978 ini mengatakan bahwa dalang adalah salah satu profesi turun temurun yang telah dilestarikan oleh nenek moyangnya.
“Alasan saya memutuskan untuk menjadi dalang satu karena dari ayah, si mbah, buyut, canggah, wareng, udhek-udhek, gantung siwur itu kami keturunan dalam,” kata Heru.
“Jadi kami harus meneruskan garis itu tanpa ada putusnya mengingat bahwa sangat sedikit orang yang memiliki potensi atau orang yang diberi Tuhan potensi menjadi seorang seniman apalagi seniman tradisi di era sekarang,” imbuh Disdikbud Divisi Kesenian Kabupaten Jombang tersebut.
Di sisi lain, Heru juga mengapresiasi Disdikbud Kota Malang karena menggagas penyelenggaraan event budaya seperti Pagelaran Wayang dan Ludruk. Bagi pria yang sudah menjadi dalang sejak tahun 1997 tersebut, kegiatan ini tidak secara langsung telah membangun pendidikan melalui nilai-nilai kebudayaan dan peradaban.
“Kenapa saya mengangkat luar biasa, karena Disdikbud Kota Malang telah mampu membuat event; membangun pendidikan melalui peradaban-kebudayaan di era milenial,” ucapnya.
“Dan tidak banyak instansi pemerintah yang selalu menempatkan nilai-nilai luhur peninggalan nenek moyang kita apalagi di era milenial,” imbuh lulusan sarjana Seni Pendalangan tersebut.
Heru juga mengutarakan keunikan tema Sesaji Raja Suya yang akan dia bawakan di Pagelaran Wayang dan Ludruk Jumat (26/5/2023) mendatang. Salah satunya adalah cerita ini dibawakan oleh tiga dalang dengan karakter yang berbeda, mulai dari karakter Jawa Timur-an, gaya Jogjakarta dan gaya Surakarta.
“Ketiga gaya ini nantinya disatukan dan dikolaborasikan. Dan saya kira ini adalah miniatur Indonesia yang dulu disebut Nusantara,” ujar Heru.
“Dan tujuan yang menarik adalah, sesuai lakon Sesaji Raja Suya bahwa seorang raja harus memberi suri tauladan,” pungkasnya.