SIARINDOMEDIA. COM – Problematika menulis nampaknya sudah menjadi momok bagi sebagian besar Mahasiswa. Menyikapi hal ini, Prodi PPKN Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) menggelar Tadarus Jurnalisme Warga Negara dengan menggandeng Siarindo Media.
Dalam acara Tadarus Jurnalisme ini, Prodi PPKN mengambil tema membersihkan hati lewat tulisan. Acara ini diharapkan sebagai motivasi para mahasiswa untuk mau dan dapat menulis berita.
Keprodi PPKN Romadhon, M.Pd mengatakan, jika nantinya mahasiswanya diharapkan bisa menuliskan berita.
“Jadi nanti setelah acara ini (Tadarus Jurnalisme Warga Negara), diharapkan kalian bisa menuliskan berita, terserah dari sudut pandang mana,” ucap pria berpeci merah ini.
Romadhon juga menjelaskan, jika selama ini mahasiswanya ada yang berbakat untuk menjadi jurnalis. Hal ini bisa dilihat dari ada beberapa karya mahasiswanya yang dimuat di media lokal.
“Jadi nantinya tulisan-tulisan kalian (mahasiswanya) dalam tiga tahun terakhir ini, akan juga digunakan sebagai bahan akreditasi selanjutnya,” imbuhnya.
Dalam acara Tadarus Jurnalisme Warga Negara, Direktur Siarindo Media, Abdul Muntholib menjadi keynote speaker.
Tholib, sapaan akrabnya, mengatakan, jika ilmu menulis dan kemampuan menulis ini sangat penting, karena hal ini akan terus mengasah kemampuan mahasiswa untuk berkarya.
“Jadi kemampuan Anda semua untuk menulis harus dipupuk, karena ini adalah kreativitas kita semua,” ucap pria alumni UIN Malang ini.
Tholib juga menyampaikan jika pihaknya bersedia untuk menerima tulisan-tulisan mahasiswa Unikama yang dikirim ke siarindomedia.com.
“Jadi nanti yang mau magang di kami silahkan. Bahkan tulisan-tulisan Anda silahkan dikirim, nanti akan kami cek, jika layak, maka akan kami muat,” ujarnya.
Dalam acara Tadarus Jurnalisme yang berlangsung Selasa (11/4/2023) di Ruang Abdul Rajab Universitas Kanjuruhan Malang, diikuti setidaknya sekitar 50-an mahasiswa.
Engelbertus Kukuh Widijatmoko, M.Pd bertugas sebagai moderator. Sementara narasumber dan keynote speaker dari pihak siarindomedia.com, yakni Abdul Muntholib dan Bayu Kusumaleksana.