JADI DALANG, DHARMA KI ANDI BAYU SEBAGAI ORANG JAWA

SIARINDOMEDIA. COM – Sebagai Orang Jawa, sudah sepantasnya melestarikan dan berjuang untuk kesenian dan kebudayaan Jawa.

Ki Andi Bayu Sasongko,S.Sn adalah dalang muda asli Kabupaten Malang yang sudah banyak berjuang untuk kesenian khususnya dunia pedalangan. Dia juga meraih juara sebagai Penyaji Terbaik dalam Festival Dalang Jawa Timur tahun 2022.

Menerima gunungan wayang
PAGELARAN. Ki Andi Bayu Sasongko menerima sebuah gunungan sebagai tanda dimulainya prosesi acara wayang kulit. Foto: Bayu Kusumaleksana

Pria yang menikahi seorang penari pada 2018 silam ini mengatakan jika kecintaannya dalam dunia pedalangan mengalir dari ayahnya yang juga seorang dalang terkenal di daerahnya, yaitu Sumberpucung, Kabupaten Malang.

Ki Andi Bayu mengatakan kecintaannya pada aeni pedalangan adalah karena dirinya dilahirkan sebagai orang Jawa.

“Alasan cinta wayang, memang sudah menjadi kewajiban sebagai orang Jawa yang harus cinta dengan kekayaan budaya tradisinya, apalagi (wayang) mengandung nilai-nilai luhur kehidupan,” ucapnya pada reporter Siarindo Media, Minggu (26/3/2023).

Pria yang tinggal di Jalan Anusopati RT 24 RW 03 Sumberpucung Kabupaten Malang ini mulai belajar mendalang sejak usia 18 Tahun. Ketika bersekolah di Sekolah Menengah Kesenian Indonesia (SMKI) yang sekarang menjadi SMKN 8 Surakarta, dia mengambil Jurusan Karawitan yang kemudian lanjut ke Institut Seni Indonesia Surakarta. Kali ini mengambil Jurusan Pedalangan.

Dalang humoris
HUMORIS.  Ki Andi Bayu Sasongko juga dikenal humoris dan mudah mencairkan suasana saat dirinya berperan sebagai dalang. Foto: Ist/Dok Pri/Andi Bayu Sasongko

Seringnya melihat dan ikut sang Ayah mendalang di berbagai tempat, membuat dia semakin mantap untuk menjadi seorang dalang yang hebat.

Dia mengatakan jika profesi pelaku seni di masa pandemi kemarin ini harus menelan pengalaman pahit, pasalnya banyak Job dari berbagai acara yang harus ditunda bahkan sampai batal karena beberapa kali adanya kebijakan PSBB dimasa pandemi lalu.

“Tapi seniman tidak hilang akal, banyak mencari jalan lain sebagai sarana pengobat rindu berketerampilan dan olah ekspresi”, ucap Ki Andi Bayu.

Namun setelah peralihan dari masa pandemi ke endemi, guru bahasa daerah di sebuah SMP di Sumberpucung ini menuturkan jika kesenian sudah semakin berkembang. Sudah banyak sanggar-sanggar yang mulai aktif dalam menyelenggarakan pagelaran maupun adanya jadwal job yang masuk.

Suasana gayeng
GAYENG. Suasana saat Ki Andi Bayu melakukan pagelaran wayang kulit beberapa waktu lalu, di daerah Gondanglegi Kabupaten Malang. Foto: Bayu Kusumaleksana

Ki Andi Bayu yang juga berprofesi sebagai youtuber ini mengatakan alasannya tetap bertahan di masa pandemi karena inilah Dharma sebagai orang Jawa yang harus diugemi tanpa adanya patah semangat dalam kondisi apapun.

“Melestarikan budaya asli nusantara dan meneruskan karya-karya agung leluhur, ini yang tetap menjadikan semangat dalam diri saya untuk tetap bertahan sebagai seorang dalang”, paparnya.

Pria kelahiran 7 Desember 1995 ini mengungkapkan harapannya agar kesenian jangan dikesampingkan pada saat pandemi ini, karena kesenian adalah lidah dan mata masyarakat untuk memajukan dan mengentaskan masalah yang ada di negara ini.

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *