SIARINDOMEDIA. COM – Ki Afrian Saputra, adalah sosok dalang remaja asal Songgoriti Kota Batu yang sudah melalang buana dalam jagad pewayangan. Pria kelahiran Batu, 11 Agustus 1995 ini sudah banyak makan pahit manisnya dalam dunia seni khususnya seni pedalangan.
Putra, sapaan akrabnya, mengaku bahwa kecintaannya terhadap wayang sudah tumbuh sedari kecil.
Ketika ditemui di kediamannya Jalan Jeruk No 17,Songgokerto, Kecamatan Songgoriti, Kota Batu, sederet piala berjajar rapi di almari rumahnya. Putra menceritakan jika kecintaannya pada dunia wayang dimulai sejak dia berusia Sekolah Dasar.
“Saya sudah cinta dengan dunia wayang kulit semenjak kecil, dan mulai belajar di usia 12 tahun. Rasanya ndak bisa pisah dari wayang, Dead Love With Puppet,” ucapnya sambil menunjukkan tokoh wayang favoritnya, Raden Setyaki, Jum’at (10/3).
Disinggung soal kenapa masih bertahan dalam dunia pedalangan yang mana sudah banyak percampuran budaya dari bangsa asing, putra mengatakan, karena dirinya ingin tetap melestarikan Budaya Jawa melalui media wayang kulit dan ingin terus belajar,
“Tujuan saya belajar ndalang yang belajar dan untuk terus berkarya melestarikan seni budaya,” ujar pria yang juga berprofesi sebagai guru bahasa daerah di salah satu SD di Songgokerto, Kota Batu, ini.
Dalam perjalanan kariernya sebagai seorang dalang remaja, ‘sipit’ panggilan akrab Afrian Saputra, terbilang lancar dan laris. Bahkan dia juga sering dimintai bantuan oleh teman-teman sesama dalang untuk memainkan alat musik gamelan. Putra memang sering menjadi penata musik dalam pagelaran-pagelaran seni tradisi.
Pria yang pernah menyabet gelar 10 Penyaji terbaik Festival Dalang Remaja tahun 2017 tingkat Jawa Timur ini berharap agar pemerintah juga sesegera mungkin memikirkan jalan keluar untuk para pelaku seni. Pasalnya kesenian adalah benteng terakhir suatu bangsa yang perlu terus untuk lestari dan berkembang.