KAMPUNG SANAN, SENTRA PRODUKSI TEMPE YANG MENDUNIA

SIARINDOMEDIA.COM – Kampung Sanan, yang terletak di Jalan Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Dikenal sebagai sentra produksi tempe yang telah meraih popularitas baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Para pengrajin di kampung ini telah menghasilkan berbagai jenis tempe dan produk olahannya, menjadikan Sanan sebagai pusat industri tempe yang terus berkembang.

Akun Instagram @kampungwisatasanan menjelaskan di kampung ini terdapat sekitar 500 perajin tempe yang secara turun-temurun mewarisi usaha dan keterampilan dalam mengolah tempe.

Link Banner

Industri rumahan ini terus berkembang, menjadikan Sanan sebagai pusat produksi tempe terbesar di Kota Malang.

IKONIK. Jalan Sanan, sentra tempe legendaris. Foto: Ist/Ayu Afriliani

Untuk memperkenalkan produk olahan tempe kepada masyarakat luas, warga Kampung Sanan menggelar Festival Kuliner Tempe Sanan.

Festival ini menjadi ajang promosi sekaligus inovasi kuliner berbahan dasar tempe, memperkuat citra Kampung Sanan sebagai pusat industri tempe terkemuka.

Mengenai asal-usul nama Sanan, Devan Firmansyah dari Jelajah Jejak Malang menjelaskan dalam acara Babad Alas Pandean pada Minggu (29/01/2017). Nama Sanan berasal dari kata “sana” dengan akhiran “-an,” yang dalam bahasa Jawa merujuk pada tempat tumbuhnya pohon Sono Keling.

“Pada era 1980-an, kawasan ini banyak ditumbuhi pohon Sono sebelum akhirnya ditebang untuk pembangunan permukiman”, sejarawan menambahkan.

Sementara itu, dalam sejarah produksi tempe di Kota Malang, Pria kelahiran 1991 tersebut menegaskan “Dusun Pandean adalah pelopor produksi tempe di Kota Malang, bukan Sanan,” jelasnya.

Pernyataan ini menepis anggapan bahwa tempe pertama kali dibuat di Sanan.

“Pelopor pembuatan tempe pertama di Dusun Pandean adalah Mbah Dan, yang lebih dikenal sebagai Mbah Kasdan”, ujar Asisten Kurator Museum Islam K.H.Hasyim Asyari.

Alumni Jurusan Pendidikan Sejarah dan Sosiologi di IKIP Budi Utomo Malang berharap masyarakat Dusun Pandean dapat menemukan makamnya dan menjadikannya sebagai punden. Hal ini sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh yang memperkenalkan produksi tempe di Kota Malang sejak akhir tahun 1900-an.

Follow Berita & Artikel Siarindo Media di Google News

Author

  • Saat ini sedang kuliah di IAI Sunan Kalijogo dan mengabdi di Pondok Pesantren Sunan Kalijogo, Jabung, Kabupaten Malang.

    Lihat semua pos Student

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *