SIARINDOMEDIA.COM – Malang Raya mengalami cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir dengan angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang, atap rumah beterbangan, serta gangguan listrik di beberapa wilayah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur memprediksi kondisi ini masih akan berlangsung hingga awal Februari 2025.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mencatat kejadian pohon tumbang karena angin kencang terjadi di sejumlah titik, terutama di Kecamatan Blimbing, Lowokwaru, dan Kedungkandang.
Tim gabungan dari BPBD, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), serta warga setempat segera bergerak membersihkan jalan yang tertutup pohon tumbang agar arus lalu lintas kembali lancar.
Selain pohon tumbang, angin kencang juga menyebabkan kerusakan rumah warga. Beberapa atap rumah di kawasan Sukun dan Tlogomas dilaporkan terlepas akibat terpaan angin yang cukup kuat.
Meskipun sejumlah warga mengalami kerugian materi, beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
BMKG Jawa Timur menjelaskan bahwa angin kencang ini dipicu oleh Bibit Siklon Tropis 98S yang terpantau di Samudera Hindia.
Selain itu, fenomena atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby turut berkontribusi terhadap peningkatan kecepatan angin serta curah hujan di Malang Raya.

Kalaksa BPBD Kota Malang, Prayitno, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan penanganan cepat di sembilan titik terdampak.
“Enam titik penanganan dilakukan oleh Unit Reaksi Cepat (URC) BPBD, sementara tiga titik lainnya ditangani oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini,” ujarnya, dikutip dari Malang.viva.co.id.
Imbauan bagi Masyarakat
BPBD Kota Malang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama saat beraktivitas di luar rumah.
Warga diminta untuk menghindari berteduh di bawah pohon besar serta memastikan rumah dalam kondisi aman guna mengurangi risiko kecelakaan akibat angin kencang.
BMKG juga mengingatkan bahwa cuaca ekstrem ini masih berpotensi berlanjut dalam beberapa hari ke depan.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk terus mengikuti perkembangan informasi cuaca guna mengantisipasi risiko yang lebih besar.