SIARINDOMEDIA.COM – Pondok Pesantren Himmatul Muriidin, atau yang lebih dikenal sebagai Pondok Pandean, merupakan salah satu pesantren bersejarah di Kota Malang.
Terletak di Jl. Bauksit No. 27, Purwantoro, Kecamatan Blimbing, pesantren ini didirikan oleh KH Baidlowi Muhyiddin pada tahun 1960-an.
Menurut Bunyai Mushofah, istri almarhum KH Baidlowi Muhyiddin, sebelum menikah, suaminya telah mulai mengajar santri di lingkungan sekitar.
Awalnya, ia hanya mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak kampung Purwantoro. Seiring waktu, jumlah santri semakin bertambah, bahkan berasal dari luar kota.
Melihat perkembangan tersebut, KH Baidlowi mendirikan pesantren agar pendidikan agama dapat diberikan secara lebih terstruktur.
Setelah menikah, Bunyai Mushofah turut berperan dalam pengembangan pesantren. Hingga kini, ia masih aktif membimbing santri dan menjaga nilai-nilai keislaman yang diwariskan oleh suaminya.
Metode Pembelajaran dan Fokus Pendidikan
Pondok Pesantren Himmatul Muriidin menerapkan metode bandongan dan sorogan, sistem pembelajaran khas pesantren salaf.
Dengan metode ini, kiai dapat berinteraksi langsung dengan santri, sehingga ilmu yang diajarkan lebih mudah dipahami dan diamalkan.
Fokus utama pendidikan di pesantren ini adalah kajian Fiqih, yang menjadi ciri khasnya.
Berkat sistem pendidikan yang kuat, banyak alumni pesantren ini menjadi tokoh berpengaruh di berbagai bidang.
Beberapa di antaranya adalah Gus Ali Mustofa Asady, Pengasuh Pondok Pesantren Assa’idiyyah Kepanjen; Dr. Dahlan Tamrin, Dosen Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim; serta KH. Zainur Rozikin, seorang pendakwah di Malang.
“Masih banyak alumni sukses dari pondok ini, hanya beberapa yang saya sebutkan tadi,” ujar Bunyai Mushofah.

Kegiatan Rutin dan Pengajian
Pesantren ini memiliki berbagai kegiatan rutin yang menjadi wadah silaturahmi bagi santri dan alumni sekaligus memperdalam ilmu agama. Beberapa kegiatan tersebut antara lain:
- Pengajian Rabu Wage: Diadakan setiap Rabu Wage pukul 20.00 WIB, meliputi istighosah dan kajian Kitab Tanbihul Ghofilin.
- Pengajian Irsyadul Ibad: Dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 09.00 WIB dan Minggu pukul 05.00-06.00 WIB.
“Sehubungan dengan mondoknya Gus Hilmi, pengajian rutin pada hari Minggu sementara digantikan oleh Salman (cucu KH Baidlowi), sedangkan Rabu Wage tetap diasuh oleh Gus Hilmi,” ujar Bunyai Mushofah.
Pengembangan Pesantren
Hingga kini, Pondok Pandean terus melakukan pembangunan guna meningkatkan fasilitas pendidikan.
Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pendirian Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) berbasis metode Qiroati serta pembukaan jenjang pendidikan RA dan TK.
Selain itu, pembangunan ruang kelas dan fasilitas pendukung lainnya terus dilakukan untuk menampung lebih banyak santri.
“Kegiatan pagi diisi oleh TPQ dan RA, siang dan sore untuk TPQ dan pra-PTPT, sedangkan malam hari dilanjutkan dengan madrasah diniyah,” tambahnya
Sepeninggal KH Baidlowi Muhyiddin, kepemimpinan pesantren diteruskan oleh putra-putri beliau, termasuk Gus Musthofa Hilmi.
Dengan tetap mempertahankan tradisi pendidikan salaf, pesantren ini juga berupaya menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman agar dapat mencetak santri yang tidak hanya memiliki pemahaman agama yang kuat, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia modern.
Melalui komitmen dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan inovasi yang terus berkembang, Pondok Pesantren Himmatul Muriidin berharap dapat terus berkontribusi dalam mencetak generasi Muslim yang berilmu dan berakhlak mulia.