SIARINDO MEDIA.COM – Pasar Krida Budaya, yang sebelumnya berada di depan Taman Krida Budaya di pinggir Jalan Soekarno-Hatta (Suhat), Kota Malang. Resmi berpindah ke dalam halaman Taman Krida Budaya.
Perpindahan ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih tertata, mengurangi kemacetan lalu lintas, serta meningkatkan kenyamanan pengunjung. Namun, langkah ini menimbulkan beragam reaksi, terutama dari para pedagang.
Sejumlah pedagang mengeluhkan penurunan omset sejak pasar berpindah tempat ke dalam Taman Krida Budaya.
Siti Nurhayati, salah seorang pedagang seafood mengungkapkan, lokasi baru yang lebih jauh dari jalan raya membuat jumlah pembeli berkurang.
“Biasanya pelanggan langsung berhenti karena lokasi di pinggir jalan mudah terlihat. Tapi sekarang, karena harus masuk ke halaman, jumlah pengunjung tidak sebanyak dulu,” ujarnya.

“Saya senang dengan lokasi pasar yang baru ini, tapi tarif parkir Rp3.000 untuk motor rasanya terlalu mahal. Kalau datang sering, pengeluaran jadi bertambah banyak,” ujar Feri seorang pengunjung.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Vian, pengunjung lainnya. Menurutnya, tarif parkir yang tinggi bisa mengurangi minat masyarakat untuk berbelanja di pasar ini.
“Kalau cuma belanja sedikit atau sekadar mampir, bayar parkir Rp3.000 itu terasa berat. Harusnya tarifnya lebih murah, apalagi ini pasar tradisional,” ujarnya.
Meski demikian, sejumlah pedagang tetap optimis kondisi ini akan membaik.
Mereka berharap pengelola Taman Krida Budaya dan Pemerintah Daerah dapat membantu meningkatkan promosi agar pasar kembali ramai.
Di sisi lain, pengunjung memberikan tanggapan beragam. Beberapa mengaku lebih nyaman dengan lokasi baru yang jauh dari kebisingan jalan raya. Namun ada pula yang kesulitan menemukan pasar karena lokasinya kini kurang mencolok.
Ke depannya, dengan dukungan promosi yang lebih gencar dan kerja sama dari berbagai pihak. Diharapkan Pasar Krida Budaya dapat kembali menjadi tempat favorit masyarakat Malang untuk berbelanja sekaligus menikmati suasana budaya khas kota Malang.