SIARINDOMEDIA.COM – Program Studi (Prodi) Seni Rupa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (UB) show internasional. Yakni dengan menggelar pameran bertajuk “Art on Postcard” di Piyadasa Gallery Malaysia, 14 Oktober hingga 15 November 2024.
Pameran ini hasil kolaborasi antara Prodi Studi Seni Rupa UB dengan Fakultas Seni Kreatif Universiti Malaya. Lebih dari 1.000 karya seni dipamerkan dalam format kartu pos di acara yang didukung oleh Museum of Asian Art dan Universiti Malaya Art Gallery itu.
Ini pameran yang cukup menyita perhatian para seni rupa kontemporer di Asia Tenggara. Karena berhasil membawa perspektif baru dalam hal kolaborasi seni dan hubungan budaya.
Salah satu aspek yang menjadikan pameran ini berbeda adalah format karya yang dipilih, yakni kartu pos. Mengapa kartu pos? Format ini biasanya kita kenal sebagai alat komunikasi jarak jauh, kini dihadirkan sebagai medium seni yang membawa dimensi unik.
Dalam pameran ini, setiap kartu pos memuat karya seni yang menggambarkan spektrum luas eksplorasi tema sosial, budaya, hingga lingkungan. Karya-karya ini dihasilkan oleh mahasiswa, dosen, serta alumni Program Studi Seni Rupa FIB UB dengan menampilkan beragam perspektif dalam menanggapi isu-isu yang relevan di masyarakat. Melalui format ini, seni tidak hanya menjadi objek visual, tetapi juga sebagai medium komunikasi yang dapat menyampaikan dan diterima di berbagai belahan dunia tanpa batas bahasa.
Selain pameran utama, rangkaian acara pendukung turut memperkaya pengalaman para pengunjung. Salah satunya adalah acara “Art Talk & Sharing” yang digelar pada 12 Oktober 2024.
Acara ini menghadirkan dua pembicara utama, yaitu Mayang Anggrian dan Prof. Zuliati Rohmah. Mayang Anggrian membawakan topik “Collective Arts & Dynamic Social Movement in Indonesia.”
Dalam presentasinya, dia menjelaskan bagaimana seni kolektif di Indonesia berperan dalam pergerakan sosial yang dinamis, mulai dari seni jalanan hingga gerakan seni kontemporer yang sering kali bersinggungan dengan isu-isu sosial dan politik. Seni, dalam hal ini, menjadi alat ekspresi sekaligus medium perlawanan yang kuat di tengah perubahan masyarakat.
Di sisi lain, Prof. Dr. Zuliati Rohmah mempresentasikan “Dialect Shift & Cultural Dynamism among Betawi Community in Urban Jakarta.” Melalui perspektif ini, ia membahas bagaimana komunitas Betawi di Jakarta yang terus berkembang menghadapi perubahan dialek dan dinamika budaya yang terjadi akibat urbanisasi dan modernisasi.
Diskusi ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana budaya tradisional terus beradaptasi dan bertahan di tengah perkembangan kota yang pesat.
Tak ketinggalan, acara “Art Workshop Sketching” yang dipandu I Kadek Yudi Astawan menjadi salah satu highlight dari rangkaian acara. Workshop ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk mempelajari teknik dasar sketsa langsung dari seorang seniman.
Dalam suasana yang santai namun penuh semangat, peserta dapat merasakan langsung proses kreatif seorang seniman.
Acara ini tidak hanya memberi pengalaman teknis, tetapi juga memperkaya pemahaman artistik peserta, baik yang masih baru mengenal seni maupun yang sudah lama berkecimpung di dunia seni rupa.
Pameran “Art on Postcard” merupakan pencapaian luar biasa bagi Program Studi Seni Rupa Murni FIB Universitas Brawijaya. Karena untuk kedua kalinya berhasil membawa karya seni mahasiswanya ke panggung internasional.
Dengan segala inovasi, pameran ini menjadi bukti kuat bahwa seni mampu menyatukan berbagai elemen budaya dalam satu ruang. Melalui medium yang sederhana namun kuat seperti kartu pos, pesan-pesan mendalam tentang kemanusiaan, lingkungan, dan budaya dapat disampaikan dengan cara yang mudah diakses oleh siapa saja.
Pameran ini juga memperlihatkan betapa pentingnya kolaborasi antarnegara dalam memperkuat ikatan budaya dan memperluas jangkauan seni rupa kontemporer di Asia Tenggara. (Aling Arafah)