DIMYATI GELAR DIALOG BANGUN KOTA DI RT 8, BAYEM, KELURAHAN BUMIAYU

SIARINDOMEDIA.COM – Minggu malam, 6 Oktober 2024, calon Wakil Wali Kota Malang, Dimyati Ayatulloh, menggelar dialog dengan warga di RT 8, Bayem, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang. Dialog ini menjadi ajang penting untuk menyerap aspirasi masyarakat dan memaparkan visi membangun Kota Malang yang lebih baik dan berdaya saing.

Dalam dialog tersebut, Dimyati, yang juga dikenal dengan akronim “ABADI” atau Abah Anton Dimyati, menjelaskan konsep kepemimpinannya yang berlandaskan lima nilai utama: Agamis, Bermartabat, Amanah, Dinamis, dan Inovatif.

Contoh nyata dari visi ini adalah pengembangan ekonomi kreatif di Kampung Warna-Warni, di mana mahasiswa turut serta mendampingi sebagai pemandu wisata, dan keluarga-keluarga memiliki kios untuk pertukaran kupon.

Link Banner

“Semua ini menunjukkan bahwa Malang bisa menjadi kota yang inovatif dan dinamis, dengan potensi besar dari masyarakatnya,” tegas Dimyati.

Dukungan Pengusaha dan Solusi untuk Masyarakat

Dimyati juga menyinggung bahwa pengusaha dari luar kota sudah siap untuk mengucurkan dana guna mendukung visi pembangunan yang lebih berkelanjutan.

Dengan fokus pada warga kecil (wong cilik) dan keberagaman agama, Dimyati menegaskan komitmennya untuk membangun Kota Malang yang nyaman dan maju bermartabat.

“Kita harus peduli kepada semua golongan, termasuk wong cilik. Visi kami adalah menjadikan Malang sebagai kota yang nyaman bagi semua agama dan lapisan masyarakat,” ujar Dimyati.

Inovasi Transportasi dan Penanggulangan Banjir

Dimyati juga berbagi inspirasi dari Thailand, di mana angkutan yang tidak terpakai diubah menjadi kendaraan wisata dengan lampu-lampu yang menarik, yang kemudian mendatangkan wisatawan dan meningkatkan ekonomi lokal.

Selain itu, dia menekankan pentingnya penanggulangan banjir di Malang dengan menjadikan kota ini sebagai tandon air yang dapat menyerap air hujan, serta menjadi sumber mata air baru.

“Kita perlu solusi jangka panjang untuk banjir, dan Malang bisa menjadi contoh dengan cara ini,” ungkap Dimyati.

Respons Warga: Aspirasi dan Harapan

Dalam sesi dialog, warga setempat juga menyampaikan aspirasi mereka. Ketua RT 8, Heri Basuki, meminta agar ada kontribusi nyata dari pemerintah untuk kebutuhan inventaris kampung seperti tenda dan kursi.

“Kami berharap ada bantuan untuk RT, supaya kalau ada acara, warga tidak bingung lagi,” kata Heri.

SAPA WARGA. Dimyati berbincang akrab dengan warga Bumiayu. Foto: Ist

Menanggapi hal tersebut, Dimyati menyampaikan bahwa visi misinya mencakup alokasi anggaran sebesar 30 juta rupiah untuk setiap RT. Anggaran ini dapat digunakan untuk pengadaan inventaris dan keperluan lain, meskipun harus tetap disesuaikan dengan kekuatan APBD dan mencari dukungan dari program CSR.

“Kami memang tidak bisa mengandalkan APBD saja, tapi kami akan mencari solusi agar kebutuhan RT bisa dicover,” ujar Dimyati.

Budi dari LPMK juga menambahkan, kebutuhan RT bisa disampaikan melalui Musrenbang, dengan anggaran APBD yang sudah dialokasikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *