SIARINDOMEDIA.COM – Vice Media Group berencana memutus hubungan kerja (PHK) ratusan karyawan dan stafnya akibat kondisi keuangan yang megap-megap. Jaringan media digital yang menyasar segmen pasar kaum muda itu tak lagi mempublikasikan materi konten di website resminya, vice.com.
Hal itu disampaikan CEO perusahaan, Bruce Dixon, dalam memoarnya kepada para karyawannya, Kamis (22/2/2024) waktu setempat.
Dixon tak memperinci lebih lanjut mengenai rencana Vice Media mem-phk massal karyawan dan staf di perusahaannya. Namun yang jelas masalah keuangan adalah pemicunya.
Dia mengatakan ratusan karyawan dan staf yang terimbas keputusan pemangkasan ini akan diberitahu awal pekan depan.
Dari laporan New York Times, perusahaan saat ini memiliki tak kurang dari 900 karyawan.
“Saya tahu mengucapkan selamat tinggal kepada rekan-rekan yang telah bekerja keras adalah hal yang sulit dan menjadi beban,” kata Dixon.
Menurutnya, ini adalah jalan terbaik bagi Vice agar perusahaan selamat dari krisis finansial.
Dia mengatakan operasional Vice menyedot biaya besar dalam mendistribusikan konten-konten digitalnya, termasuk berita.
Vice, lanjutnya, akan lebih fokus pada media sosial dan tengah mencari alternatif lain untuk mempublikasikan konten-kontennya. Salah satunya adalah mengikuti trend model studio yang berbiaya jauh lebih murah.
BREAKING NEWS – Vice Media will stop publishing on vice .com, planning to cut hundreds of jobs. pic.twitter.com/B3usKttWed
— Mind’s Eye Mag (@MindsEyeZine) February 22, 2024
Di Indonesia, situs vice.com/id memang sudah tak lagi mengupload konten baru sejak bulan lalu. Berita terakhir yang diunggah di media berbahasa Indonesia itu tercatat tanggal 18 Januari 2024 di rubrik ‘Konten Viral’ berjudul “TikToker Haritsu Suka Masak Makanan Busuk, Habis Itu Ia Melahapnya”.
Masalah keuangan Vice sebenarnya sudah terjadi tahun lalu. Perusahaan media AS-Kanada ini di tahun 2023 telah mengajukan kebangkrutan dan dijual USD350 juta (Rp545 milyar) kepada konsorsium Fortress Investemnt Group. Kini, Vice juga berencana menjual bisnis penerbitannya, Refinery 29.
Apa yang dialami Vice jamak terjadi pada industri media belakangan ini. Situs digital Messenger, BuzzFeed News dan Jezebel sejak tahun lalu tak lagi mempublish konten-konten baru.
Bahkan media-media besar semacam Los Angeles Times, Washington Post dan Wall Street Journal juga telah mem-phk sebagian karyawannya akibat kondisi finansial yang terus memburuk. (TON)