SIARINDOMEDIA.COM – Mengawali hari Senin yang cukup cerah di akhir bulan November, tim Siarindo Media mengadakan silaturahmi sekaligus koordinasi santai di kedai kopi milik Mantan Ketua Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Malang yang terletak di Lesanpuro, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, Senin (27/11/2023).
Momentum ini merupakan kali pertama tim Siarindo Media mengunjungi kedai yang diberi nama Warkop Kampung Watu Lumpang (KWL) tersebut.
Sejuk dan segar, mungkin itu gambaran suasana sekitar kedai kopi gagasan Alim Mustofa, S.Sos., M.Ap tersebut.
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, tim Siarindo Media kemudian menggelar diskusi dan bincang santai yang membahas mengenai peran media dalam momentum pesta demokrasi.
Dalam segmen ini, Alim Mustofa menyampaikan pandangan-pandangan sekaligus pengalamannya sebagai mantan Ketua Bawaslu Kota Malang dalam merespon tahun politik.
Selain Alim, diskusi ini juga menghadirkan Direktur Siarindo Media, Abdul Muntholib yang dalam kesempatan ini memberi pandangannya terkait dinamika industri media itu sendiri.
“Isu sekrusial apapun kalau media bisa mengemas dengan bagus saya kira masyarakat bisa menerima dan paham,” buka Mantan Ketua Bawaslu Kota Malang dalam statement-nya.
“Ini membantu Pemilu nanti di Malang akan gaduh kemudian damai atau tidak, kemudian nyaman atau tidak itu salah satunya perannya adalah pemberi informasi yaitu media,” tambahnya.
Lebih lanjut, mantan Jurnalis Jatim Times tersebut menilai bahwa setiap caleg atau partai yang terdaftar di KPU sebagai peserta Pemilu perlu memahami betul larangan-larangan yang harus dihindari sebelum dan sesudah kampanye.
Poin ini menjadi penting sebab di beberapa kesempatan masih ada caleg yang kurang memahami peraturan yang sudah ditetapkan oleh Bawaslu itu sendiri.
“Namanya kan ribuan caleg, ya. Bisa ada yang paham, bisa jadi ada yang sengaja atau dari simpatisan-simpatisan mereka yang susah dikendalikan,” terang alumni S2 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya tersebut.
“Karena media sosial bukan coveran dari KPU maupun dewan pers. Itu nanti perlunya pemerintah melalui Kominfo untuk memblokir semua akun-akun yang membahayakan caleg tertentu,” tegasnya.
Ironi tersebut, urai Alim, merupakan efek samping dari Pemilu tahun-tahun sebelumnya. Mantan Ketua Bawaslu Kota Malang tersebut secara spesifik menyebut Pilkada DKI 2017 kemudian merembet ke Pilpres 2019.
Dalam sejarah tersebut menggambarkan bagaimana masyarakat sipil terbelah menjadi dua kubu besar. Tentu, peristiwa ini melibatkan media dalam gejolak politik saat itu.
“Inilah pentingnya media-media mainstream yang dia tumbuh berdasarkan aturan-aturan yang sudah dilalui,” urai mantan Jurnalis Pemilu KID-Jakarta tersebut.
“Dia (media) berdiri karena sudah menempuh prosedur yang ketat ini. Harapannya bisa menjaga keseimbangan informasi ini (tahun Pemilu),” tutup Mantan Ketua Bawaslu Kota Malang tersebut.