SIARINDOMEDIA.COM – Bakat menjadi seorang seniman adalah anugrah yang tidak semua orang memiliki. Berawal dari menyanyi di berbagai acara lokal, siapa sangka jika bakat Isnindar Tandya Asri dapat mengantarkannya ke puncak prestasi yang lebih tinggi, yaitu sebagai seorang komposer yang bertaraf internasional.
Kepada reporter Siarindo Media yang bertandang ke rumahnya, Isnindar mengawali kisahnya 20 tahun silam. Ketika itu dia bercerita keringat dinginnya bercucuran, kakinya gemetar, raut wajahnya pucat pasi, karena memang baru pertama kali dia tampil di atas panggung.
“Waktu itu pas baru saja bisa memainkan sebuah organ sendiri,” kenangnya seraya tertawa.
Kenangan itu masih melekat ketika Isnindar kecil diberi imbalan ‘Terima Kasih’ setelah memainkan organ tunggal di acara pernikahan tetangganya. Baru setelah dirinya beberapa kali manggung, dia baru menerima uang imbalan sebesar 50.000 rupiah.
“Lima puluh ribu itu sudah besar lo menurut saya waktu itu. Ya biasalah namanya anak kecil, yaa saya belikan boneka,” ungkapnya mengenai masa kecilnya.
Beranjak kelas 6 Sekolah Dasar, dirinya pernah diminta langsung oleh Manager Akademi Fantasi Indosiar (AFI) untuk mengiringi AFI secara Live. Dirinya diantar oleh kedua orang tuanya menuju ke stasiun TV Indosiar yang berada di Jakarta.
“Sempat nempel terus ke ayah, namanya juga masih SD, jadi ya masih ndredeg-ndredeg malu,” ujar warga Blimbing Kota Malang ini.
Dari berbagai pengalaman satu panggung ke panggung lainnya, kini dia dapat mengevaluasi diri tentang seberapa piawainya dalam memainkan dan mengaransemen lagu.
Isnindar berhasil menyabet juara dalam beragam tingkatan, dari tingkat kota hingga Internasional. Ada yang menyanyi, aransemen lagu, bahkan tari menari pun pernah dia juarai.
Di ruang tamu rumahnya yang berukuran sekitar 6×5 meter persegi ini, Isnindar mencoba memainkan piano hasil aransemen lagunya beberapa waktu lalu.
Karyanya yang sering kali memadukan unsur musik tradisional, pop, dan rock ini ternyata menjadi ciri khas baginya, bahkan karirnya sebagai musisi semakin melesat ketika dia mengenyam pendidikan di SMA Negeri 8 Kota Malang.
Dia mulai sering mengarang lagu untuk sekolahnya. Dirinya juga banyak mengaransemen lagu-lagu yang dibawakannya untuk lomba lomba paduan suara. Alhasil lagu aransemennya selalu menjadi daya tarik dan juara.
Dari sinilah Isnindar kemudian dipercaya menjadi pelatih di Grup Paduan Suara SMAN 8 Malang.
Segudang prestasi ditorehkan bersama dengan teman-teman dan anak didiknya. Hasil dari aransemennya, bahkan bisa berhasil menjadi yang terbaik dalam tiga kali lomba berturut-turut, yaitu Lomba Paduan Suara se-Jawa Timur dari tahun 2013-2015.
Tak hanya di SMAN 8 saja, Isnindar juga dipercaya melatih SMKN 2 Malang dan sukses meraih Juara 1 Lomba Vocal Group Musical Festival yang diselenggarakan oleh Harmoni Nusantara Choir UNP Kediri 2021, dengan kategori SMA/SMK/sederajat Tingkat Nasional.
Dia juga dapat membimbing untuk meraih 2nd Winner Vlogs and Covers of Folk Song National Competition Universitas Merdeka 2021, dengan kategori umum Tingkat Nasional.
Tak hanya itu saja, Isnindar juga seringkali diminta menjadi pengiring musik dalam upacara resmi maupun kegiatan non formal di Balaikota Malang, dari Tahun 2011 hingga sekarang.
“Sampai sampai mblenger (bosan) orang Balai Kota melihat saya,” ucapnya tertawa lepas.
Ibu muda satu anak ini juga sempat diundang khusus oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa untuk mengaransemen lagu-lagu bergenre pop, nasionalis, dan tradisional, untuk di mainkan dalam acara acara VIP, seperti HUT Jawa Timur, dan jamuan makan VIP. Hal itu di dapatkannya persis sebelum pandemi kemarin.
Pengalaman bergabung dengan grup-grup yang sudah memiliki nama ternyata tidak mudah. Seorang musisi yang bergabung harus mempunyai kedisiplinan yang tinggi, terutama kedisiplinan dalam profesionalitas sebagai musisi. Karena, jika seorang musisi tidak bisa menghayati dan meresapi setiap oktaf lagu yang dimainkan, maka sebuah musik atau lagu tidak memiliki ruh untuk didengar.
Ketika disinggung harapannya terkait perkembangan musik di Kota Malang, peraih Best Artistic dan Solo Vocal Internasional ini mengatakan, musik di Kota Malang dapat lebih maju lagi jika para seniman bisa saling mensupport karya.
Menurutnya, Malang adalah gudang dari segala seni. Sayang jika seni musik tidak berkembang baik di kota dingin ini.
Isnindar berharap, dunia pertunjukan seperti seni musik, baik itu kontemporer, tradisional, dapat berkembang dan terus berinovasi.