SIARINDOMEDIA.COM – Selepas mengikuti kegiatan buka bersama dan berbagi sembako di Yayasan Babussalam “Nyai Ageng Pinatih” Tlogomas bersama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Kajian, Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa (LKP2M) UIN Malang, reporter Siarindo Media menyempatkan berbincang dengan Ahmad Kamil selaku pengasuh Yayasan Babussalam Tlogomas.
Kamil merasa senang dengan agenda yang diadakan oleh teman-teman UKM Penelitian tersebut. Sebab bagi Kamil, Babussalam adalah rumah bagi para Ibnu Sabil di Kota Malang.
Selain itu, putra dari Kiai Abdul Majid tersebut menanamkan kepada anak-anak yang tinggal di Babussalam, bahwa di sana bukanlah pondok ataupun panti asuhan, melainkan rumah. Sebab rutinitas dan kegiatan yang diberikan Kamil kepada anak-anaknya seperti kegiatan rumah tangga pada umumnya. Seperti salat berjamaah, belajar dan membaca al-Quran.
“Jadi ketika ada anak baru yang masuk di sini (Babussalam) ya seperti keluarga. Cuma di sini kita tetap buatkan kegiatan atau rutinitas seperti yang ada di pesantren,” ujar Kamil.
Pria yang pernah nyantri di pondok pesantren Lirboyo tersebut juga menegaskan, bagi anak-anak yang ingin tinggal di Babussalam tidak harus dari anak yatim atau piatu atau keduanya. Tetapi Babussalam diperuntukkan bagi para Ibnu Sabil yang sedang mencari ilmu di Kota Malang.
“Bagi Ibnu Sabil yang sekolah di Malang dan butuh tempat tinggal silakan tinggal di sini,” jelas Kamil.
Di sisi lain, pria berusia 49 tahun tersebut menjelaskan bahwa anak-anak yang tinggal di Babussalam minimal berumur 11-12 tahun.
“Dari mahasiswa juga ada. Dia anak Babussalam yang lulus kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tahun 2016. Dan alhamdulillah dia menyandang sebagai mahasiswa terbaik fakultas hukum,” ucap Kamil.
“Sekarang dia jadi pegawai negeri di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya,” imbuhnya.
Lebih jauh lagi, Kamil tidak pernah mempublish yayasannya atau membuat plang nama. Namun dia selalu menerima dan tidak pernah menolak jika ada tamu yang hendak bersilaturahmi ke Babussalam. Sebab Kamil khawatir, adanya plang nama yang diletakkan di beberapa tempat, menjadikan niat awal mengasuh Yayasan Babussalam bisa berubah.
“Ada orang ke sini ya pasti saya terima. Ga onok, yo nopo kersane Gusti Allah,” pungkas Kamil dalam perbincangan hari Sabtu malam yang cukup dingin.