SIARINDOMEDIA.COM – Sudah bukan rahasia lagi jika sekarang kesenian tradisional kuda lumping menjadi trend bisnis di wilayah Malang, terutama Kabupaten Malang. Kesenian yang banyak digandrungi oleh para kawula muda ini, memang menjadi lahan yang unik untuk dijadikan sampingan berbisnis secara kelompok.
Jurnalis siarindomedia.com sudah melakukan pendalaman bahkan terjun langsung untuk merasakan dan masuk dalam kegiatan kesenian ini. Dari panitia hingga pemain rata–rata mengandalkan pendapatan dari hasil parkir kendaraan roda dua ataupun empat.
Dari kegiatan kesenian ini, rata–rata bandrol harga parkirnya dipatok antara Rp10.000 hingga sampai ada yang Rp50.000 untuk kendaraan roda dua.
Harga ini tentunya juga disesuaikan oleh grup kesenian kuda lumping ‘DOR’ yang tampil. Semakin kondhang dan keren grupnya, biasanya harga tiket parkirnya juga semakin naik.
Jurnalis siarindomedia.com juga sempat mewawancarai ketua Paguyuban Kesenian Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Bibin Wicaksono terkait pengembangan dan pelestarian kesenian di wilayahnya.
Pria yang juga pendiri Jaranan ‘Turonggo Kids’ ini mengatakan, pagelaran seni kuda lumping ini memang sering diadakan dadakan, bukan hanya grupnya saja, tetapi grup lainnya juga sama.
“Ya karena kan kita berbeda, kalau seperti wayang, karawitan biasanya kan harus ada persiapan yang benar–benar matang dan biayanya besar ya. Nah kita ini grup–grup jaranan juga sama sebenarnya, terkait persiapan latihan dan sebagainya. Namun biasanya kami gendong indit dengan panitia melalui parkir,” ucap pria yang sudah 20 tahun menjadi pawang kuda lumping ini, Sabtu (4/3/2023) malam.
Bahkan saat terjun langsung saat diadakannya pagelaran seni budaya kuda lumping di wilayah Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada akhir pekan kemarin, terlihat banyak sekali perputaran arus ekonomi mulai dari pedagang hingga kendaraan roda dua yang diparkir. Jumlah penonton yang berdatangan juga terlihat memadati area pagelaran. Mulai dari anak–anak hingga dewasa.
Namun nampaknya pihak panitia, keamanan yang dilibatkan mulai dari linmas, bhabinkamtibmas, bhabinsa, dan Komunitas Paguyuban Kesenian Bululawang ini, sudah berkomitmen dan mengantisipasi agar jangan sampai terjadi kerusuhan saat pagelaran. Ini karena semua pihak sadar jika pagelaran kuda lumping selalu dihiasi dengan kerusuhan, maka eksistensi dari kesenian kuda lumping juga terancam.
Seorang pengamat seni Djoko Murdiyanto,SH MH mengatakan, jika fenomena bisnis kesenian ini bisa disambut positif oleh khalayak orang banyak, maka eksistensi keselamatan terkait produktifitas dan kearifan lokal kuda lumping masih bisa dipertahankan.
“Namun tentunya juga harus ada evaluasi–evaluasi yang harus dilakuakan agar tetap berkesinambungan,” tandasnya.