SIARINDOMEDIA.COM – Syarifah Rabi’ah Adawiyah memaparkan pentingnya jati diri seorang muslimah pada saat menghadiri acara “Ngaji Bareng’ dengan tema Muslimah dan Jati Dirinya sebagai Wanita” di PP Putri Darul Musthofa Malang, Rabu (8/2/2023).
Dalam Islam wanita itu dimuliakan bahkan terdapat surat yang bernama An-Nisa’.
Menjadi seorang muslimah tidak ada batasan untuk bisa jadi apa aja. Karena dalam diri setiap muslimah bersemayam jiwa-jiwa Sayyidah Fatimah, Sayyidah Khadijah, dan Sayyidah Asiyah.
“Kita belum bisa meniru beliau yang dari sosok beliau yang serba tertutup. Tapi bukan berarti kita tidak bisa meniru dari sisi lainnya,” tegas Pah Yaya, sapaan Syarifah Rabi’ah Adawiyah.
Para Sayyidah juga terkenal akan tingginya rasa malu. Malu menampakkan diri dan sangat hormat kepada orang tua dan suaminya.
“Sayyidah Fatimah yang bekerja sendiri, keringatnya, tangannya kasar untuk suaminya padahal bisa minta Mba, itu bisa” ucap Ustadzah PP Al Iman Bulus Purworejo itu.
“Sayyidah Khadijah, seorang saudagar kaya, yang dari segi dunianya melebihi dunianya melebihi Rosul, tapi beliau tetep menghambakan dirinya untuk suaminya, merelakan hartanya untuk dakwah suaminya,” tutur Pah Yaya.
“Sayyidah Aisyah, istri yang cerdas, ngulang hadits ke sahabat, Beliau gurunya sahabat dari segi hadits,” lanjut Syarifah.
Muslimah juga harus bangga mendapatkan kesempatan mencari ilmu. Ini tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga keluarga dan umat manusia.
“Kenapa kamu sekolah tinggi-tinggi, kenapa kamu cari ilmu tinggi-tinggi? Untuk siapa? Untuk anak kita untuk anakku,” sebut Pah Yaya.
Syarifah juga mengajak wanita muslimah untuk menjadi wanita yang mandiri, tidak mudah galau bahkan sedih.
“Jadilah wanita yang berkelas, jangan menye-menye!” tuturnya.
Wanita muslimah harus kita malu bukan bangga jika dipuji bukan mahram.
“Seharusnya kita harus tegas, perempuan wajib galak kepada laki-laki yang bukan mahram,” tegasnya.
Alumni santri Lirboyo itu juga mengajak muslimah untuk tidak menjadi generasi yang mudah terpengaruh.
“Kita harus mengutamakan ilmu, ilmu, dan ilmu. Kualitasnya itu dinaikkan. Datang ke majlis, ada ustadzah datang, itu cara kita menaikkan kualitas diri,” pungkas Pah Yaya.