SIARINDOMEDIA.COM – Di antara deretan pedagang kaki lima yang mengisi pagi di Pasar Jombang, aroma khas parutan kelapa dan gula merah, menjadi penanda keberadaan salah satu kuliner tradisional yang masih bertahan hingga kini yaitu cenil dan lopes. Makanan berbahan dasar tepung ini tak hanya dikenal karena rasa manis dan teksturnya yang kenyal, melainkan juga karena nilai nostalgia yang melekat di setiap sajian.
Sudah bertahun-tahun, cenil dan lopes hadir di Pasar Jombang, bahkan sejak puluhan tahun silam. Salah satu pedagang mengaku telah berjualan sejak tahun 1990-an, meneruskan resep turun-temurun.
Setiap pagi, dia menata dagangannya dalam etalase, lengkap dengan siraman gula merah cair dan parutan kelapa segar yang sudah disiapkan dini hari.
Uniknya, di tengah naiknya harga bahan pokok, pedagang ini tetap tidak mematok harga tetap. Pembeli bebas menentukan sendiri, mulai dari Rp3.000, Rp5.000, bahkan lebih.
“Yang penting pembeli senang, dan saya juga masih bisa untung,” terangnya.

Jajanan Tradisional yang Menjadi Favorit
Selain cenil dan lopes, dia juga sesekali menawarkan menu berbagai nasi tradisional, seperti nasi pecel, nasi kuning, dan nasi kucing. Namun tetap saja, cenil dan lopes menjadi pilihan utama para pelanggan. Terutama bagi mereka yang mencari kudapan manis di pagi hari.
“Kadang aku ke sini abis subuh itu mbak, jadi masih kebagian banyak warna rasa. Kalo ga gitu ya pasti ga kebagian soale cepet habis,” ujar Yuni, salah satu pembeli.
Pasar Jombang sendiri dikenal sebagai pasar pagi yang mulai beroperasi sejak pukul dua dini hari, dan kembali menjadi jalanan umum sekitar pukul 10.00 WIB.
Dalam waktu yang singkat itu, aktivitas jual beli berlangsung cepat dan dinamis. Menjadikan lokasi ini sebagai titik penting distribusi pangan dan kuliner harian.
Di tengah maraknya makanan modern, cenil dan lopes tetap bertahan. Rasa autentik, penyajian tradisional, dan fleksibilitas harga membuatnya tetap diminati hingga kini. Jajanan ini bukan hanya soal makanan, melainkan juga bagian dari identitas kuliner lokal yang terus hidup di tengah-tengah masyarakat.