SIARINDOMEDIA.COM – Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur, menggelar puncak peringatan satu abad berdirinya dengan berbagai kegiatan penuh makna. Acara utama dalam perayaan ini adalah Haflah Alfiyah Ibnu Malik.
Acara ini diikuti oleh 700 santri dan dilaksanakan di halaman pondok induk putra pada Sabtu malam, (8/2/2025) atau (9 Sya’ban 1446 H).
Haflah di Pondok Pesantren Al Falah Ploso menjadi tradisi tahunan. Yang menandai pencapaian santri yang telah berhasil menghafalkan Alfiyah Ibnu Malik, sebuah kitab penting dalam ilmu nahwu dan sharaf.
Rangkaian Acara: Pengajian dan Sambutan Masyayikh
Selain Haflah Alfiyah, rangkaian acara juga mencakup pengajian kitab Hikam dan Bidayatul Hidayah yang dipimpin oleh KH. Nurul Huda Djazuli, pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah.
Pengajian ini rutin diadakan setiap bulan, dan kali ini disatukan dengan perayaan haflah sebagai bagian dari refleksi dan peningkatan ilmu bagi para santri.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz Sohib Abidin dari Blitar, disusul sambutan dari panitia yang disampaikan oleh Ahmad Maulana bin KH. Ali Murtadlo dari Pasuruan.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa terselenggaranya haflah di Al Falah Ploso tidak lepas dari doa dan dukungan para masyayikh serta keluarga besar pesantren.
“Acara ini dapat terselenggara berkat doa dan dukungan dari para masyayikh serta keluarga besar pesantren,” ujarnya.

Perwakilan wisudawan, Falah Abidin bin Gus Aris Dwi Khoiron dari Kediri, menyampaikan bahwa keberhasilan 700 santri dalam menghafalkan Alfiyah menunjukkan konsistensi Pesantren Al-Falah dalam melestarikan tradisi ngaji dan meneguhkan khidmah untuk bangsa.
Sementara itu, KH. Subhan Ma’mun dari Brebes, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga adab dan nilai-nilai pesantren meskipun para santri kembali ke lingkungan luar.
“Para santri harus tetap menjaga adab dan nilai-nilai pesantren meskipun sudah kembali ke lingkungan luar.”

Dewan Masyayikh, Gus H. Muhammad Ma’mun, menambahkan bahwa siapa pun yang belajar di Ploso akan memperoleh ilmu yang bermanfaat.
“Setidak faham-fahamnya santri di Ploso, insyaallah ketika di rumah tetap mengaji dan mengajar, maka mereka akan diterima oleh masyarakat,” ujarnya.
Acara semakin khidmat dengan mauidhoh hasanah yang disampaikan oleh dr. H. Muhammad Faiz Syukron Ma’mun.
Ia menyampaikan bahwa berdiri di atas mimbar Pesantren Ploso memiliki makna dan rasa yang berbeda dibandingkan tempat lain.
Menegaskan betapa besarnya pengaruh pesantren ini dalam membentuk generasi berilmu dan berakhlak.
Menjaga Tradisi, Menghadapi Tantangan Zaman
Peringatan satu abad Pondok Pesantren Al-Falah ini menjadi momentum bagi para santri dan alumni.
Untuk terus berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, menjaga tradisi keilmuan, serta berkontribusi bagi masyarakat.
Dengan tetap mempertahankan ajaran pesantren, Al-Falah berkomitmen menghadapi tantangan zaman tanpa meninggalkan akar keislamannya.
Perayaan ini diakhiri dengan doa bersama sebagai ungkapan syukur atas perjalanan panjang pesantren dalam mendidik dan mencetak generasi berilmu yang siap mengabdi untuk agama, bangsa, dan negara.