SIARINDOMEDIA.COM – Hasil survey Poltracking Indonesia September 2024, menunjukkan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa–Emil Elesianto Dardak berada di posisi atas. Paslon petahana tersebut jauh mengungguli dua paslon lainnya, Tri Rismaharini–Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) dan Luluk Nur Hamidah–Lukmanul Khakim.
Simulasi surat suara yang dirilis Poltracking Indonesia, menempatkan elektabilitas Khofifah-Emil mencapai 57,3 persen, atau melebihi separuh suara yang dibutuhkan untuk memenangkan Pilkada Jatim 2024.
Menurut Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda AR, perbedaan menyolok dibandingkan dua paslon lainnya ini membuat Khofifah– Emil menjadi kandidat terkuat.
“Simulasi surat suara menunjukkan pasangan Khofifah–Emil memperoleh 57,3 persen. Ini merupakan kekuatan yang cukup besar, hampir menyentuh angka 60 persen,” ujar Hanta saat mengungkapkan hasil survei di kanal Poltracking TV, Kamis (19/9/2024).
Survei itu sendiri dilakukan pada awal September, setelah pendaftaran Calon Gubernur–Calon Wakil Gubernur di KPUD Jatim.
Pengambilan data di lapangan dilakukan pada 4–10 September 2024 dengan menggunakan metode Stratified Multistage Random Sampling.
Sampel pada survei ini mengambil 1.200 responden dengan margin error +/2,9% pada tingkat kepercayaan 95% di 38 kota/kabupaten di Jawa Timur.
Dari hasil survei, diketahui Khofifah–Emil meraih 57,3 persen. Sementara pasangan Risma–Gus Hans di posisi kedua dengan tingkat elektabilitas 22,7 persen. Adapun pasangan Luluk–Lukmanul Khakim berada di posisi ketiga dengan tingkat elektabilitas 2,2 persen.
Meski gap di antara ketiga paslon cukup jauh, namun Hanta Yuda mengatakan peluang bagi pesaing Khofifah–Emil masih terbuka. Ini karena ada 17,8 persen pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters).
“Undecided voters ini masih bisa menjadi faktor penting yang dapat mengubah peta persaingan menjelang pemilihan,” kata Hanta.
Hanya saja, dia secara terbuka mengatakan, berat untuk mengalahkan pasangan Khofifah–Emil. Pasalnya, tingkat elektabilitas pasangan ini hampir mendekati batas psikologis 60 persen. Sulit bagi pasangan Risma–Gus Hans yang membuntuti di posisi kedua untuk mengejar. Apalagi waktu pemilihan Pilgub hanya tersisa 2 bulan.
Sedangkan pasangan Luluk–Lukmanul Khakim yang tingkat elektabilitasnya paling rendah, tantangannya jels semakin sulit.
Namun demikian, Survei Poltracking Indonesia ini hanya memotret kecenderungan pemilih di bulan September. Apapun bisa saja terjadi di sisa waktu hingga pencoblosan pada 27 November 2024 mendatang. (*)