SIARINDOMEDIA.COM – Narsiistik merupakan sebuah gangguan kepribadian yang ditandai dengan rasa superioritas, rasa ingin dikagumi, dan kurangnya empati terhadap orang lain.
Perlu diketahui, beberapa perilaku narsistik pada anak bisa menjadi fase normal dalam perkembangan. Namun, jika perilaku tersebut persisten dan mengganggu interaksi sosial anak, orang tua perlu waspada dan mengambil langkah pencegahan.
Berikut 5 penyebab anak narsistik yang perlu diwaspadai orang tua:
1. Pengasuhan yang Terlalu Protektif
Orang tua yang terlalu, protektif terlalu melindungi anak dan memenuhi semua keinginan mereka tanpa batas dapat menyebabkan anak memiliki perilaku narsistik.
Anak tidak belajar bahwa mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu dan tidak mampu menerima kegagalan.
2. Pujian Berlebihan dan Tidak Realistis
Memberikan pujian yang berlebihan dan tidak realistis kepada anak dapat membuat mereka merasa lebih baik daripada orang lain. Anak tidak belajar menghargai usaha dan prestasi orang lain dan hanya fokus menyombongkan kehebatan diri sendiri.
3. Kurangnya Empati dan Batasan
Orang tua yang narsistik sendiri seringkali kurang memiliki empati dan tidak mampu memahami perasaan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan anak meniru perilaku tersebut dan menjadi kurang peduli terhadap orang lain.
Orang tua juga mungkin memiliki batasan yang kabur dan memperbolehkan anak melakukan apapun yang mereka inginkan, sehingga anak tidak belajar menghargai aturan dan norma.
4. Perbandingan dengan Orang Lain
Orang tua yang sering membandingkan anak dengan orang lain dapat membuat anak merasa selalu ingin menjadi yang terbaik. Hal ini dapat menimbulkan rasa insecure dan kompetitif yang tidak sehat pada anak.
5. Kurangnya Kasih Sayang dan Perhatian
Anak-anak yang tidak mendapatkan cukup kasih sayang dan perhatian dari orang tua dapat mencari validasi dari orang lain dengan cara yang narsistik.
Mereka mungkin menjadi sangat fokus pada penampilan luar dan mencari pengakuan dari orang lain untuk merasa berharga.
Penting untuk diingat setiap anak berbeda-beda. Informasi di atas hanya sebagai panduan awal. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang perkembangan anak Anda, sebaiknya konsultasikan dengan psikolog atau psikiater anak.