ADHD (ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER): PENGERTIAN, GEJALA, DAN PENYEBAB YANG HARUS DIWASPADAI

SIARINDOMEDIA.COM – ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan neurobehavioral yang memengaruhi perhatian, impulsivitas, dan tingkah laku hiperaktif.

Gangguan ini biasanya muncul pada masa kanak-kanak, tetapi dapat terus berlanjut hingga masa remaja dan dewasa. ADHD dapat memiliki dampak signifikan pada kehidupan sehari-hari individu yang terkena.

Pengertian ADHD

Link Banner

ADHD didefinisikan sebagai gangguan perkembangan neurologis yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mempertahankan perhatian, mengendalikan impuls, dan mengelola tingkah laku yang hiperaktif.

Gangguan ini memengaruhi fungsi eksekutif otak, yaitu kemampuan untuk merencanakan, mengorganisir, dan mengendalikan diri.

Gejala ADHD

  1. Ketidakmampuan Memperhatikan (Inattention):

– Kesulitan mempertahankan perhatian pada tugas atau kegiatan.

– Seringkali terlihat lalai dan mudah teralihkan.

– Sulit untuk mengikuti petunjuk atau menyelesaikan pekerjaan.

  1. Hiperaktivitas:

– Sulit untuk duduk diam atau berada dalam posisi yang diam.

– Cenderung bergerak tanpa henti, bahkan dalam situasi yang seharusnya membutuhkan ketenangan.

– Seringkali merasa gelisah dan sulit untuk tenang.

  1. Impulsivitas:

– Kesulitan mengendalikan dorongan untuk bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya.

– Sering mengalami kesulitan menunggu giliran.

– Rentan melakukan tindakan impulsif tanpa mempertimbangkan risiko.

Ilustrasi anak impulsif
TINGKAH LAKU TAK TERKONTROL. Anak dengan gejala ADHD seringkali bertindak spontan tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya. Foto: OMNI Hospitals

Penyebab ADHD

  1. Faktor Genetik:

– ADHD memiliki kecenderungan untuk terjadi dalam keluarga, menunjukkan adanya faktor genetik.

– Anak yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan ADHD memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan gangguan tersebut.

  1. Faktor Lingkungan:

– Paparan prenatal terhadap zat-zat beracun seperti merkuri atau timah dapat meningkatkan risiko ADHD.

– Kelahiran prematur atau komplikasi selama kehamilan juga dapat berkontribusi pada pengembangan ADHD.

  1. Ketidakseimbangan Kimia Otak:

– Gangguan keseimbangan neurotransmitter, terutama dopamine dan norepinefrin, diyakini berperan dalam timbulnya ADHD.

– Peran otak yang tidak optimal dalam mengendalikan impuls dan merespon stimulus lingkungan juga dapat memainkan peran penting.

ADHD merupakan gangguan neurobehavioral yang memerlukan diagnosis dan perawatan yang tepat. Pemahaman mendalam tentang ADHD dapat membantu mengurangi stigmatisasi dan memberikan dukungan yang lebih baik kepada individu yang hidup dengan gangguan ini.

Follow Berita & Artikel Siarindo Media di Google News

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment