TAK PERNAH ADA PERTIKAIAN, INI RESEP IKIP BUDI UTOMO JAGA KONDUSIFITAS KAMPUS

SIARINDOMEDIA.COM – IKIP Budi Utomo (IBU) Malang dapat berbangga, dimana beberapa kampus lain kerap terjadi konflik, namun perguruan tinggi ini sangat kondusif dan terlihat hepi. Ternyata ini resep yang diterapkan Sang Rektor.

Disampaikan Rektor IBU Assoc Prof Nurcholis Sunuyeko Msi, bahwa tugas seorang Rektor bukan hanya mengatur kurikulum dan memajukan Universitasnya saja. Tapi bagaimana para mahasiswa diajak senang agar jauh dari konflik apalagi bentrokan.

“Mahasiswa harus dapat berdaptasi dengan lingkungan sekitar. Bukan orang sekitar lingkungan yang harus mengikuti kemauan mahasiswa,” ungkap Assoc Prof Nurcholis.

Rektor IBU menyampaikan hal tersebut saat merayakan Idul Adha 1444 Hijriyah, dengan mengajak sivitas akademikanya makan bersama yang diselenggarakan di kampus C jalan Citandui Kota Malang, Jum’at (30/6/2023).

Beberapa waktu yang lalu, lanjutnya, sempat heboh pemberitaan mengenai pertikaian antar suku. Mirisnya yang bertikai merupakan mahasiswa dari salah satu Perguruan Tinggi hingga mengakibatkan satu orang tewas.

Berbagai berita miring lainnya juga seakan menambah deret pandangan negatif terhadap Perguruan Tinggi. Seperti konflik perebutan jabatan Rektor, kasus bunuh diri mahasiswa, juga pembekuan dana kegiatan lantaran kerap mengkritik jajaran pimpinan.

Namun hal negatif tersebut diatas seakan tak menyentuh kampus IKIP Budi Utomo Malang.

Menurut Assoc Prof Nurcholis, semua masalah di IBU dapat terselesaikan. Bahkan masalah yang tak terselesaikan di kampus lain, Alhamdulillah dapat terpecahkan di kampus ini.

“Tugas seorang Rektor tidak hanya memajukan kampus dalam bidang akademis saja. Tapi juga harus memiliki kemampuan sosial menjaga kondusifitas kampus,” ucapnya.

Rektor IKIP Budi Utomo dalam perayaan Idul Adha
GUYUP. Rektor IBU Assoc Prof Dr Nurcholis Sunuyeko MSi (pegang mic) duduk bersama rekan dosen dan mahasiswa, membangun kebersamaan dengan menjaga keakrabaan. Foto: Dedik Achmad

Menurutnya, jika pimpinan suatu Perguruan Tinggi hanya akademis yang dipikirkan, maka orientasinya cuma kenaikan IPK mahasiswanya semata.

Padahal dalam pandangannya, kampus harus menciptakan lulusan yang dapat menjadi solusi permasalahan. Bukan malah menjadi pemicu masalah, di tengah masyarakat apalagi bangsa.

Author

  • Dedik Achmad

    Kuli tinta yang gemar rebahan sekaligus doyan makan. Namun terobsesi pengen jadi manusia yang manfaat dunia akherat.

    Lihat semua pos

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *