SIARINDOMEDIA.COM – Sejak 2016, Rainy Alpha November, memutuskan untuk serius menekuni kerajinan kain perca. Sebelumnya, dia berprofesi sebagai penjahit pakaian.
Diceritakan Rainy, keseriusan menekuni kerajinan perca berawal dari keinginannya mengelola sisa-sisa kain perca.
“Karena banyak perca yang tersisa dari pakaian-pakaian, lalu saya timbul ide untuk mengelola sisa-sisa kain percaya tersebut. Dari situ ternyata saya lebih tertarik untuk menekuni dunia perca,” ujarnya mengawali cerita.
Di rumahnya yang berlokasi di Jalan Terusan Kayan A-6, Bunulrejo, Blimbing, Kota Malang, berbagai produk kerajinan kain perca mampu dia buat dengan merek Percanesia. Mulai dari tas, dompet, topi dan home dekor yang terdiri dari sarung bantal kursi, taplak, dan hiasan dinding.
“Kerajinan perca ini saya pelajari dari mengikuti pelatihan dan workshop. Juga belajar dari orang-orang yang sudah terjun lebih dulu di dunia kerajinan perca,” jelasnya.
Menurut Rainy, kesulitan di awal belajar kerajinan perca yang paling utama adalah membuat desain dan memadupadankan kain perca yang ada. Karena warna-warna kain perca yang didapatkan tidak selalu sesuai dengan keinginan.
Kain perca biasanya diperoleh dari teman-teman penjahit dan juga pabrik-pabrik garmen.
“Jadi disitulah letak tantangannya. Saya harus memadukan kain perca yang berbagai macam warna, motif dan juga berbagai macam ukuran yang tersedia. Sehingga bisa saya kelola menjadi sebuah kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi,” ungkapnya.
Harga produk Percanesia sendiri terbilang cukup terjangkau. Mulai dari harga Rp25 ribu untuk dompet, sampai dengan harga Rp1,5 juta untuk setiap seprai dan sarung bantalnya.
Disampaikan Rainy, diawal pemasaran dia berkarya hanya terbatas menjualnya kepada tetangga dan teman-teman. Kemudian dari mulut ke mulut produksi kain percanya mulai dikenal masyarakat.
Hingga sekarang Rainy sudah mempunyai market place dan media sosial sebagai sarana untuk pemasarannya.
“Pelanggan kami sekarang mulai dari wilayah Malang Raya. Kemudian juga dari beberapa luar kota seperti Jakarta, Surabaya, Sumatera dan juga sudah mencapai luar negeri yaitu di Sydney (Australia),” akunya.
Menurutnya, keunggulan dari produk Percanesia yakni mempunyai desain yang berbeda dari kebanyakan produk yang ada di pabrik. Dimana sebagian besar produk Percanesia dikerjakan dengan tangan.
“Saat ini kami masih belum mempunyai karyawan tetap, tetapi kami punya partner. Jadi seandainya mendapatkan order yang banyak, kami akan mendatangkan teman-teman yang kebanyakan adalah Ibu-ibu rumah tangga,” tuturnya.
Karena itu Rainy berharap usahanya bisa berkembang sehingga bisa menambah karyawan dan mengurangi pengangguran di sekitar.
“Kami juga berharap, usaha ini dapat membantu mengurangi limbah kain perca. Sehingga bisa membantu lingkungan kita mengurangi resiko dari limbah kain perca,” pungkasnya.