KISAH SUKSES RYAN MUCHLIS, GREEN HOUSE MELON HIDROPONIK JADI SUMBER CUAN

SIARINDOMEDIA.COM – Melon yang memiliki nama latin atau nama ilmiah Cucumis melo, sangat diminati banyak orang. Nah, apalagi jika melon yang ditanam secara hidroponik, tentunya menjadi daya tarik tersendiri.

Sedangkan pengertian dari hidroponik yaitu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, biasanya dikerjakan dalam kamar kaca (green house) dengan menggunakan medium air yang berisi zat hara (nutrien).

Seperti yang dilakukan oleh Ryan Muchlis. Petani sekaligus pebisnis di Malang ini terbilang sukses membudidayakan melon hidroponik hingga memiliki beberapa lahan di 3 kota Jawa Timur.

Sebelumnya, dia juga menceritakan alasan memilih bisnis melon hidroponik karena awalnya dia memutuskam resign dari bank tempatnya bekerja, dan mulai mencoba menjadi petani milenial.

“Awalnya saya resign dari bank, terus kebetulan ketemu temen itu yang di bidang pertanian terutama pertanian melon, diajak lah saya untuk memgembangkan dan mengelola melon premium atau melon yang modern yang sistemnya itu hidroponik,” katanya kepada reporter Siarindo Media, Jumat (9/6/2023).

Green house di Kepanjen
FULL HIDROPONIK. Green House untuk budidaya melon hidroponik Ryan Muchlis di Kepanjen. Foto: Shelly Lisdya

Dia pun kemudian mencoba membuka ladang sendiri di Kepanjen, Kabupaten Malang, dengan mengajak petani lokal untuk mengembangkan melon hidroponik berbagai jenis.

“Setelah saya bisa, kemudian saya coba ke pasar-pasar meski ada yang menolak karena harga yang dinilai tinggi. Tapi alhamdulillah ada beberapa customer yang suka karena kualitasnya sendiri yang bagus,” jelasnya.

Bahkan dalam satu bulan panen itu, Ryan bisa mencapai satu ton. Berbekal tekad dan kreativitasnya Ryan pun meluaskan usaha melon hidroponiknya ke Jember dan Banyuwangi.

“Di Jawa Timur ada 3, jadi dalam satu bulan itu bisa sampai satu ton di masing-masing kota. Itu pun kadang kami masih kurang, karena permintaan pasar yang tinggi,” jelasnya.

Melon siap petik
PERMINTAAN TINGGI. Melon siap petik. Foto: Shelly Lisdya

Mantan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menjelaskan, ke depannya akan mencoba memasarkan ke luar Jawa atau bahkan ekspor keluar negeri. Hal ini karena selama dua tahun ia mengembangkan bisnisnya, melon hidroponiknya sudah banyak diminati.

“Kedepan semoga kami bisa ekspor dan bekerjasama dengan pemerintah daerah. Sebelumnya di Jember itu sudah ada apresiasi dari kepala desa. Nah, semoga nanti bisa merambah di kota-kota Indonesia atau bahkan di luar negeri, karena harganya pun di bawah Rp50 ribu per buah,” tandasnya.

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *