SIARINDOMEDIA.COM – Dalam kesempatan Talkshow Spesial di Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir, menyampaikan semangat dakwah Islam yang sejuk dan damai kepada para santri Ponpes Gasek, Kamis (11/5/2023). Di Talkshow Spesial yang dilaksanakan di Masjid Pondok Gasek ini, Gus Nadir didampingi langsung oleh Pengasuh ponpes Sabilurrosyad Gasek, KH Marzuqi Mustamar.
Agenda ini adalah termasuk rangkaian acara Halalbihalal keluarga besar ponpes asuhan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim.
Dalam materinya di Talkshow Spesial ini, Gus Nadir membuka Talkshow bertema “Religious Moderation” dengan kalimat berbahasa Inggris. Selepas itu, Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia ini menjelaskan mengenai materi moderasi beragama.
“Perlu ada di Australia yang menjelaskan tentang Islam. Kalau di Indonesia sudah ada banyak orang pintar. Sudah ada Gus Baha, Gus Ghofur, Gus Muwaffiq dan lain-lain semua,” ucap Gus Nadir.
“Indonesia ga butuh saya. Nahdlatul Ulama udah ada Romo Kiai kita (KH Marzuqi Mustamar). NU juga ga butuh saya. Tapi muslim di Australia butuh saya untuk menjelaskan, karena itu saya buat mata kuliah baru; Pengantar Hukum Islam,” imbuhnya.
Di sisi lain, Gus Nadir menceritakan bagaimana dinamika Islam di Australia dan lika-liku pengalamannya ketika berdakwah di sana. Salah satu kisah yang menarik dari dosen Fakultas Hukum Universitas Monash ini adalah ketika dia memutuskan untuk membuat mata kuliah (matkul) baru yaitu Pengantar Hukum Islam.
Biasanya, kata Gus Nadir, ketika ada matkul pilihan, mayoritas mahasiswa yang mengikuti matkul tersebut terbilang sedikit. Namun tidak dengan matkul Pengantar Hukum Islam yang dicetuskannya.
“Saat itu banyak sekali mahasiswa yang ikut itu (matkul Pengantar Hukum Islam). Karena matkul pilihan, biasanya hanya 15-20 mahasiswa. Tapi saat itu di matkul saya sampai 50-60 orang,” ujar Gus Nadir.
Melalui kelas Pengantar Hukum Islam ini, Gus Nadir bercerita bahwa dia dapat menyampaikan Islam dengan cara yang damai dan sejuk. Sebab para mahasiswa yang mengikuti kelas ini berangkat dari berbagai latar belakang agama yang berbeda-beda.