SIARINDOMEDIA.COM – Kalau berpikir tentang kata mainan, tentu yang ada di benak kita adalah mainan yang sering dimainkan oleh anak kecil, bukan. Tapi yang tidak sempat terpikirkan adalah kini sebuah mainan bisa menjadi media untuk berekspresi atau menjadi sebuah karya seni.
Seni mainan kini mulai digemari oleh banyak orang, terutama kaum muda. Bukan hanya untuk sekedar nilai koleksi saja tapi mereka juga memilikinya dari segi karya seni tiap seniman.
Di Indonesia sendiri cukup banyak seniman ‘Art Toys’ yang menekuni bidang ini. Salah satunya merupakan seniman asal Kota Malang yaitu Bhagas Cahya.
Bhagas merupakan seorang seniman mainan dan seni patung.
Bhagas mulai serius menekuni profesi ini sejak beberapa tahun terakhir. Ketertarikannya akan karya seni mainan dan seni patung di mulainya sejak kecil, yang memang sudah dikenalkan oleh ayahnya. Mengingat sang ayah juga memiliki usaha rumahan yaitu, membuat fiberglass studio, seni patung, dan action figure character.
Selain itu, dia juga mahir dalam segi membuat ilustrasi.
“Memang dulu dari kecil aku sudah dikenalkan membuat karya seni mainan sama ayah, dan sudah membuat mainan-mainan sendiri, ujar Bhagas.
Pria berambut gondrong ini mengatakan, dia sudah dapat membuat sebuah mainan yang cukup bagus sejak remaja, yaitu membuat miniatur kapal ‘Flying Dutchman’. Bhagas melakukan pembuatan karya seni ini seorang diri, dari sketsa, membentuk, dan lain sebagainya.
Kini beberapa hasil karyanya banyak yang telah dipamerkan. Bahkan dia juga sudah menerima banyak orderan dalam membuat, seni patung, seni mainan, bahkan action figure.
Pria yang juga mahir dalam bidang ilustrasi ini mengatakan, bahwa dia tidak mematok harga yang terlalu mahal untuk setiap karya seni mainannya. Mulai hanya Rp.500.000 per 10cm.
Namun ada beberapa kendala yang dia hadapi dalam melakukan produksinya, seperti sulitnya mencari bahan, dan negosisasi dengan klien.
“Yang paling sulit itu saat nyari bahan aja. Kalau di toko offline sekitaran kota habis maka terpaksa membeli di toko online,” ucap pria berusia 25 tahun ini.
Bhagas juga mengaku kesulitan dalam mencari tambahan pekerja untuk membantunya mengerjakan pesanan seni mainannya, karena dirasa orang yang selama ini dia arahkan kurang mengikuti permintaan desain mainan dari klien tersebut.
“Aku juga agak kesulitan buat nyari pegawai baru karena ketika mereka aku arahkan cara membuatnya mereka enggan mengikuti permintaan klien, karena mereka mempunyai nilai estetik sendiri menurut mereka,” tutup Bhagas.