SIARINDOMEDIA.COM – Korea selatan terkenal sebagai salah satu negara terbaik dalam sistem pendidikannya. Ini sejalan dengan pola pikir masyarakat di sana yang mementingkan pendidikan untuk anak-anaknya.
Meski demikian, sistem pendidikan di Korea Selatan juga memiliki sisi gelap, terutama yang menyangkut beban bagi para siswanya.
Berikut 6 fakta beratnya pendidikan di negeri ginseng tersebut.
Pertama, tuntutan dimulai sejak sekolah dasar. Anak-anak usia 4 tahun di Korea Selatan berangkat ke sekolah pukul 07.30 untuk belajar secara mandiri meskipun kelas dimulai pukul 09.00-17.00.
Kedua, waktu belajar selama 12 hingga 16 jam setiap harinya.
Semakin tinggi jenjang belajar berdampak pada semakin tinggi pula jam belajar yang harus ditempuh.
Anak-anak di Korea Selatan setelah sekolah hingga sore, mereka masih mengikuti hagwon, atau bimbingan tambahan.
Lumrahnya untuk mata pelajaran matematika, sains, dan Bahasa Inggris dilakukan pada pukul 10 hingga 11 malam.
Ketiga, over stres akibat pendidikan
Melansir dari foreignpolicy.com pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Seoul mempunyai suicidal thought sebab terlalu khawatir dengan masa depan sehingga menyebabkan over stres belajar.
Keempat, masuk universitas merupakan harga mati
Hal ini dianggap berpengaruh terhadap masa depan seseorang baik prospek karir, nominal gaji, tempat tinggal, bahkan hubungan personal.
Kelima, persiapan tes masuk universitas sejak SD
College Scholastic Ability Test (CSAT) atau Suneung merupakan tes tulis untuk masuk perguruan tinggi.
Tes ini dilakukan selama 8 jam dan persiapannya dimulai sejak SD.
Keenam, adanya intervensi dengan aktivitas perekonomian
Ketika tes masuk universitas dilaksanakan, mobilitas perekonomian seperti truk bahkan pesawat dilarang beroperasi atau diinstruksikan delay agar tidak mengganggu pada saat bagian listening test.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, tidak heran jika Korea Selatan masuk dalam 10 negara barisan atas dengan nilai PISA (Programme for International Student Assessment) tertinggi.