PROF. RIFA HIDAYAH DIKUKUHKAN SEBAGAI GURU BESAR UIN MALIKI MALANG

SAMPAIKAN ORASI AKADEMIK, PROF. RIFA HIDAYAH: MICROSYSTEM UNTUK DUKUNG ANAK JADI PEMBELAJAR MANDIRI

SIARINDOMEDIA.COM – Pemikiran Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si. tentang pola pengasuhan anak disampaikan saat pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Selasa (7/3). Orasi akademiknya dalam perhelatan akbar di Aula Gedung Rektorat lt.5 tersebut diberi judul “Penguatan Pengasuhan, Iklim Sekolah, dan Kecerdasan Sosial dalam Mendukung Kemandirian Belajar Anak”.

Prof. Rifa menyatakan, tidak cukup satu faktor saja untuk mendidik anak menjadi pembelajar mandiri. Ada hal yang disebut microsystem, artinya beberapa faktor yang berpadu untuk merealisasikan anak untuk belajar mandiri.

Link Banner

Dari internal, papar Prof. Rifa, ada pola pengasuhan dalam keluarga yang disebutnya sebagai lingkungan krusial dalam pendidikan anak. Sebagai guru pertama bagi anak, orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar. Segala tindak dan tutur kata orang tua merupakan bagian dari pengajaran dan pengasuhan anak di lingkungan rumah. Dia menyarankan pola parenting yang tepat diterapkan, yakni pola asuh otoritatif.

“Pola asuh ini mengutamakan nilai demokratif dalam keluarga. Pola ini juga memungkinkan orang tua untuk menunjukkan kasih sayang agar tercipta keluarga yang harmonis,” jelas wanita yang berulang tahun setiap tanggal 28 November ini.

Bersama keluarga
ORANG TUA GURU PERTAMA ANAK. Prof. Rifa bersama keluarga tercinta. Foto: Ist/Humas UIN Malang

Dia menambahkan, pola asuh otoritatif akan berhasil jika diterapkan pada situasi dan kondisi yang tepat.

Link Banner

Faktor penentu kedua, lanjut Prof. Rifa, ialah iklim sekolah yang positif. Sebagai instansi resmi yang diamanahkan untuk mendidik generasi bangsa, sekolah menjadi faktor yang sangat signifikan untuk keberhasilan pendidikan anak.

Berbicara tentang iklim sekolah yang positif, tidak melulu berbicara tentang hubungan guru dan siswa.

“Relasi positif semua unsur sekolah akan memaksimalkan pendidikan dan menjadikan anak untuk belajar mandiri,” imbuhnya.

Unsur sekolah yang dimaksud guru besar pertama di Fakultas Psikologi UIN Malang ini ialah guru, staf, siswa, juga orang tua/wali siswa. Jika seluruh unsur berusaha maksimal membangun relasi yang positif, maka imbasnya tentu pada keberhasilan pendidikan anak.

Faktor terakhir menurut hasil riset yang dilakukan Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si. ialah kecerdasan sosial. Faktor ini melihat bagaimana seorang anak berhubungan dengan lingkungannya. Termasuk juga berinteraksi dengan orang-orang di sekitar anak serta memahami lingkungan secara optimal.

Menurut observasinya, banyak sekali orang tua yang mengabaikan faktor ini dengan alasan, anak akan belajar bersosial dengan sendirinya.

“Padahal, kecerdasan sosial tidak otomatis diturunkan dari genetik. Orang tua memiliki keharusan untuk melatih anak agar tertanam kecerdasan sosial ini,” tutur profesor yang meraih gelar master dan doktornya dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini.

Bersama kolega
PROFESOR KE-41 UIN MALANG. Menerima ucapan selamat dari para kolega. Foto: Ist/Humas UIN Malang

Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si. menerima Surat Keputusan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tertanggal 1 November 2022 tentang Kenaikan Jabatan Fungsional Akademik sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi. SK menteri yang diterima sekaligus meresmikannya sebagai profesor ke-41 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Wanita asli Ponorogo ini dikukuhkan menjadi profesor dengan angka kredit sebanyak 1.094. Angka tersebut merupakan akumulasi dari kiprahnya yang tak hanya aktif sebagai tenaga pengajar atau dosen di Fakultas Psikologi, namun juga keaktifannya sebagai peneliti dan sumbangsih pemikirannya di berbagai lembaga atau instansi dalam dan luar UIN Malang.

Sementara itu kesempatan yang sama, Rektor UIN Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA, menjadi salah satu yang paling berbangga hati pada momen pengukuhan Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi di kampus ungu tersebut.

Pada sambutannya pasca orasi ilmiah guru besar, Prof. Zain ingin agar seluruh dosen di Kampus Ulul Albab termotivasi dengan lahirnya guru besar baru ini.

“Semoga kita semua terpacu untuk tambah semangat dalam bekerja, mengabdi, dan berkarya di UIN Malang,” ujarnya.

Bersama Rektor UIN Malang
GURU BESAR PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI. Prof. Rifa bersama Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA. Foto: Ist/Humas UIN Malang

Dia menambahkan, menjadi seorang profesor atau guru besar adalah wujud komitmen tertinggi seorang dosen. Jabatan fungsional tertinggi di dunia akademik ini akan mengokohkan dan memvalidasi posisi seorang pendidik. Dengan diraihnya gelar profesor, maka menjadi bukti bahwa seluruh Tri Dharma Perguruan Tinggi (Mengajar, Meneliti, dan Mengabdi) telah dipenuhi oleh dosen.

“Sudah saatnya guru besar menjadi produsen ilmu pengetahuan dan juga menjaga moralitasnya sebagai pendidik,” tandas Prof. Zain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *