SIARINDOMEDIA.COM – Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah (Dispussipda) Kota Malang mengadakan bincang santai dengan para pemenang lomba penulisan tentang Kota Malang. Bincang santai tersebut berlangsung Minggu (5/3/2023) di Gedung Lantai 3 Malang Creative Center (MCC).
Agenda bincang santai tersebut adalah bagian dari Pra-Grand Launching gedung MCC. Ada 7 pemenang yang diundang menjadi narasumber dalam bincang santai tersebut. Tiga pemenang dari Lomba Penulisan Pelajar Kota Malang 2022 dan 4 pemenang lainnya dari Lomba Penulisan Eko-Sosio-Kultural Kota Malang 2020.
Acara dimulai dengan memperkenalkan diri dan presentasi singkat karya masing-masing narasumber. Dari ketujuh narasumber, Akhmad Khumaidi adalah satu-satunya narasumber yang berhalangan hadir.
Perkenalan diri dimulai dari Hariani sebagai juara pertama Lomba Penulisan Eko-Sosio-Kultural 2020, Wanita yang secara singkat mengenai karyanya berjudul ‘Menelisik Jejak Freemason di Makam Sukun’.
Perkenalan kedua dilanjut oleh Himam Miladi, penulis buku ‘Menulis itu Menyenangkan’ adalah juara ketiga Lomba Penulisan Eko-Sosio-Kultural 2020 dengan judul ‘Melacak Taman Kota Malang yang Hilang’.
Kemudian disusul oleh Juara harapan pertama Lomba Penulisan Eko-Sosio-Kultural 2020, Agus Arif Alfajar, dengan judul artikel ‘Transformasi Comboran’.
Kemudian perkenalan diri dilanjutkan oleh ketiga juara Lomba Penulisan Pelajar Kota Malang 2022, diantaranya Rara sebagai juara pertama dengan judul ‘Romantisme Kenangan Arsitektur Kayutangan’. Ataya sebagai juara kedua dengan judul ‘Lawikan Kera Ngalam Bahasa Keakraban Warga Kota Malang’ dan Tubi Irmantoko sebagai juara ketiga dengan judul artikel ‘Membaca Musik Mendengarkan Sejarah’.
Selepas memperkenalkan diri dan presentasi singkat karya dari masing-masing narasumber, pembawa acara memandu agenda dengan pembawaan yang menyenangkan. Para audiens dan narasumber saling berdiskusi mengenai karya-karya yang mereka lombakan.
Di sela sesi diskusi, Abdul Malik, salah satu dewan juri di Lomba Penulisan Pelajar Kota Malang 2022, memberi apresiasi kepada Dispussipda Kota Malang terkait agenda literasi tersebut.
“Menempati posisi terhormat karena literasi itu intelektual. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Kota Malang yang telah memberi tempat terhormat untuk literasi,” ucap Malik.
Selain Malik, salah satu sejarawan, Wibisono juga hadir dalam agenda siang tersebut. Pria yang telah menulis 10 buku tersebut memberi semangat dan pesan kepada para siswa yang mencintai literasi.
“Yang tidak juara jangan pesimis. Biasanya yang tidak juara bisa bikin album. Itu pengalaman yang saya dapatkan di festival musik. Itu sama dengan karya tulisan,” ujar Wibisono.
“Yang kedua, saya punya teori titik 20. Maksudnya, saya biasanya membiasakan dua puluh menit menulis setelah subuh. Jadi usahakan setelah subuh jangan tidur,” lanjut pria yang akrab disapa Bison.
“Ketiga, kalau menulis jangan dihitung dengan uang. Kalo dihitung, pasti ndak bakal jadi tulisan. Pasti itu,” tegas Bison.
Sebelum acara ditutup, Gedeon selaku ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Kota Malang memberikan pesan kepada para narasumber dan audiens yang hadir di tempat. Pria berkacamata tersebut memiliki program penerbitan buku bagi para siswa Se-Kota Malang.
“Bagi adik-adik SMA sederajat ke bawah yang memiliki karya bisa diterbitkan secara gratis. Kita nanti akan carikan penerbit-penerbit yang mau diajak kerjasama. Saya yang akan bertanggungjawab,” ujar Gedeon kemudian disambut tepuk tangan dari para hadirin.
“Ini sebagai bentuk apresiase IKAPI Kota Malang untuk meningkatkan gairah literasi di Kota Malang. Untuk Kota Malang saja, ya. Untuk Kabupaten dan Kota Batu, kita masih belum,” pungkasnya.