PELANUSA AJAK KOLABORASI PARA PEKERJA KREATIF KOTA MALANG

SIARINDOMEDIA.COM – Komunitas Pelangi Nusantara (Pelanusa) diberi kesempatan untuk mengisi materi sekaligus memimpin agenda Focus Group Discussion (FGD) bersama para pekerja kreatif Kota Malang di Lantai 6 gedung Malang Creative Center (MCC).

Agenda FGD yang diinisiasi oleh Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang tersebut dihadiri sebanyak 23 undangan, mulai dari pekerja ekonomi kreatif, UMKM, komunitas hingga akademisi.

Link Banner

Agenda ini dimulai dengan sambutan dari Diskopindag dalam hal ini disampaikan oleh Ratih Sulistiyo Handayani selaku Kepala Diskopindag Kota Malang. Kemudian dilanjutkan penjelasan mengenai operasional denah Gedung MMC yang dipaparkan oleh Agung Hariyadi selaku Kasi Pemberdayaan Industri Diskopindag Kota Malang.

Sesi FGD digelar selepas para peserta undangan melakukan room tour gedung lantai 5 ruangan khusus kriya/batik dan fashion.


Sebelum FGD dimulai, Endahing Noor Suryanti selaku pendiri komunitas Pelanusa memberi beberapa materi pemantik untuk memperluas jangkauan diskusi. Beberapa materi yang disampaikan salah satunya mengenai pentingnya kolaborasi antar pekerja kreatif atau komunitas di Kota Malang.

Link Banner

Dikutip dari Indiekraf, Pelanusa adalah  salah satu komunitas yang bergerak di sektor kriya serta pemberdayaan manusia. Selain itu, komunitas yang berdiri sejak tahun 2012 ini sudah memiliki tim kreatif, koperasi, credit house, kegiatan pelatihan yang terstruktur dan kelompok binaan yang berjalan termonitoring.

Spirit tersebut, Yanti usung dan sisipkan dalam agenda FGD ini. Dalam sesi FGD, para peserta undangan dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.

Kelompok pertama yang dipandu oleh Aditya selaku panitia fokus membahas poin perihal pengajuan fasilitas penunjang dan aturan dasar penggunaan atau pemanfaatan ruangan secara global.

Sementara kelompok kedua yang dipimpin oleh Rafika sebagai panitia, fokus membahas poin mengenai standar operasional prosedur (SOP) ruangan kriya/batik dan fashion.

Sedangkan Yulia yang mengkoordinasi kelompok ketiga, fokus membahas poin tentang pemanfaatan ruang kriya/batik dan fashion serta poin penyusunan jadwal kegiatan.

“Ruangan ini (ruang griya/batik dan fashion) sebenarnya juga bisa digunakan untuk para pelajar dan mahasiswa di Kota Malang untuk praktik produksi yang ringan, seperti membuat gantungan kayu dll,” ujar Syamsul Arifin perwakilan dari Keramik Dinoyo.

Sebelum memungkasi sesi FGD, Yanti berpesan kepada para peserta undangan bahwa pekerja kreatif Kota Malang harus berpikir global meski actionnya local.

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *