SIARINDOMEDIA.COM – STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang kembali menggelar agenda akademik bergengsi melalui Program Studi PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) dengan menghadirkan Seminar Nasional bertajuk “Transformasi Pendidikan: Menguatkan Praktik Inklusi dalam Dunia Pendidikan” Sabtu, (14/6/2025).
Seminar ini menghadirkan dua narasumber inspiratif yang telah banyak berkecimpung dalam dunia pendidikan inklusif. Dr. Rohmah Istikomah, S.S., M.Pd.I, pemerhati kebijakan pendidikan inklusif, tampil sebagai pembicara pertama.

Dalam paparannya, Dr. Rohmah menekankan bahwa transformasi pendidikan hari ini harus dimulai dari cara pandang guru terhadap keberagaman peserta didik.
“Inklusi bukan sekadar menerima siswa berkebutuhan khusus, tetapi juga merancang sistem pembelajaran yang menjangkau semua perbedaan,” tegasnya.
Sesi kedua diisi Devita Fauzia, S.Pd, praktisi pendidikan inklusi di sekolah dasar yang telah sukses menerapkan metode pembelajaran adaptif. Dia berbagi praktik nyata di lapangan, mulai dari strategi diferensiasi pembelajaran, penggunaan media ramah inklusi, hingga membangun komunikasi efektif dengan orang tua dan siswa.

Acara ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa PGMI, tetapi juga oleh para guru, pegiat pendidikan yang antusias membahas isu inklusi yang semakin relevan dalam dinamika pendidikan global.
Kaprodi PGMI STAIMA menegaskan bahwa pelaksanaan seminar ini bukan sekadar agenda akademik rutin, melainkan merupakan wujud nyata dari komitmen Program Studi PGMI untuk mencetak calon guru madrasah yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga adaptif terhadap perubahan, memiliki perspektif inklusif, dan berpihak pada keadilan pendidikan bagi semua peserta didik.
“Semua anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik
“Semua anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik. Mahasiswa PGMI harus siap dalam menghadapi realitas keragaman di ruang-ruang kelas” ungkapnya.
Dengan semangat transformasi, seminar ini diharapkan menjadi titik tolak dalam memperkuat praktik inklusi bukan hanya sebagai konsep, melainkan menjadi budaya yang mengakar dalam dunia pendidikan Indonesia.