SIARINDOMEDIA.COM | MALANG – Majelis Dzikir Thoriqoh Naqsabandiyah (TQN) Benteng Suryalaya menggelar dzikir bersama yang bertempat di Masjid Al-Mubarok, kompleks Dinas PUPRPKP Kota Malang pada Minggu pagi (23/2/2025). Kegiatan jelang Bulan Ramadan 1446 Hijriah ini, diikuti oleh para staf DPUPRPKP Kota Malang dan masyarakat secara umum.
Kabid Cipta Karya Ade Herawanto selaku dewan Pembina Majelis Dzikir (TQN) Benteng Suryalaya Malang Raya, menjelaskan dzikir kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh majelis. Kegiatan ini merupakan bagian khidmat dan pengenjawantahan dari Thoriqoh Naqsabandiyah itu sendiri.
“Ini adalah amaliah rutin bulanan dari majelis, selain ada amaliah rutin harian dan mingguan lainnya. Pelaksanaannya secara rutin sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah ditentukan,” kata Sam Ade d’Dkross, sapaan akrabnya.
Dengan diadakan di kompleks DPUPRPKP Kota Malang, Ade menjelaskan ini merupakan bentuk kolaborasi dengan takmir masjid setempat untuk menyambut momentum di akhir Bulan Sya’ban dan menjelang bulan suci Ramadan.
“Ini merupakan kegiatan untuk menyambut Ramadan dengan gembira dan belajar dasar-dasar ilmu tasawuf,” imbuhnya.

Ade menyampaikan, rangkaian kegiatan ini akan diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, pembacaan kalimat tasbih, tawasul kepada para Tabi’in dan Ittabi’in.
“Kemudian, pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, Dakwah yang akan diberikan oleh Ust.Prof. Dr Djodjok Soepardjo, dan ditutup dengan pembacaan Sholawat Bani Hasyim,” tambahnya.
Manaqib adalah suatu bentuk kegiatan khidmat amaliah dan ilmiah, dan sudah melembaga serta membudaya di tengah sebagian besar masyarakat Islam Indonesia. Terutama sekali di kalangan ikhwan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya.
Menyambut Ramadan dengan Dzikir dan Ilmu Tasawuf
Kegiatan khidmat itu merupakan bagian pengamalan dan pengenjawantahan dari Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Pelaksanaannya secara rutin sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan, bertempat di majelis-majelis manaqib dan khataman.
Manaqib itu sendiri berasal dari bahasa Arab, dari lafaz ‘manqobah’ yang berarti kisah tentang kesolehan dan keutamaan ilmu dan amal seseorang.
Syaikh Abdul Qodir Jaelani pernah berkata, “Dimana saja dibacakan manaqib-ku, aku hadir padanya.”
Oleh karena itu, pada waktu pelaksanaannya, para ikhwan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah Pondok Pesantren benteng Suryalaya harus hadir untuk mengikuti jalannya kegiatan tersebut.
Kata Sam Ade, pelaksanaan manaqib dapat menciptakan dan mewujudkan kondisi dinamis, serta tata nilai yang berharga. Untuk itu perlu adanya usaha sungguh-sungguh, terus dikembangkan dan dilestarikan dari generasi ke generasi.
“Kebetulan untuk jadwal rutin kali ini bersamaan momentumnya di akhir bulan sya’ban menjelang bulan suci Romadhon, sehingga kami berkolaborasi dengan takmir masjid Al-Mubarok DPUPRPKP Kota Malang, dan warga sekitar, serta majelis cangkrukan Aremania Curvasud untuk menyambut Ramadhan dengan gembira dan belajar dasar-dasar ilmu tasawuf dari salah satu Wakil Talqin Pondok TQN Benteng Suryalaya, yaitu Prof.Dr.Jojok beserta jajaran pengurus perwakilan Malang,” pungkasnya.
Sementara itu, Prof. Dr Djodjok Soepardjo, menyampaikan, Bulan Ramadan merupakan waktu yang sangat spesial. Rasulullah SAW sendiri selalu mempersiapkan diri untuk menyambut bulan yang penuh kesucian ini dengan berbagai ibadah, seperti puasa dan amal saleh. Namun, ada satu hal yang harus diperhatikan lebih dalam, yakni hati.
“Kita ini agak spesial juga, karena yang diutamakan adalah hati ya. Jadi setiap melakukan satu amal saleh, kita harus selalu tujuannya adalah ilah ya. Dan kemudian kita harus lillah dan billah, harus bersama Allah, untuk Allah, dan tujuannya kita kepada Allah,” jelas salah satu Wakil Talqin Pondok TQN Benteng Suryalaya itu.
Dengan kesiapan hati dan niat yang lurus, umat Muslim dapat menyambut Ramadan dengan ibadah yang lebih maksimal.
“Sehingga nanti ketika Ramadan itu, kita benar-benar sudah siap melaksanakan ibadah yang utama. Karena bulan suci Ramadan adalah bulan penuh ampunan,” katanya.