BELAJAR INOVATIF DAN KEGIGIHAN DARI MICHAEL JORDAN (SERI 44)

EDISI JUMAT, 23 AGUSTUS 2024

Tulisan Dr. Imam Muhajirin Elfahmi SH, S.Pd, MM, (Coach Fahmi)

Jaringan Indonesia Berdaya

Penerima Anugerah Insan Pancasila dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila 2024.

Link Banner

SIARINDOMEDIA.COM – Bagi para penggemar olahraga, barangkali mengenal nama pebasket legendaris dunia ini: Michael Jordan. Ya, dia tidak saja dikenal sebagai pemain basket yang hebat sepanjang sejarah, tapi sukses sebagai seorang entrepreneur. Bahkan bakat bisnisnya lebih dominan dari basketnya.

Sebelum menjadi pebasket bersama Chicago Bulss, di usia 13 tahun, dia sudah diajari orang tuanya dengan menjadi entrepreneur yang inovatif. Dia mendapat tantangan dari ayahnya harus bisa menjual baju bekas yang harga pasar sekitar $1 (kurs kini sekitar Rp 15.640).

Ayahnya minta baju itu harus laku terjual $2. Otak bisnis Jordan berputar. Akhirnya dia menemukan cara agar harga baju bekas itu naik kelas. Dicucilah baju bekas itu dengan sangat bersih, lalu diseterika rapi dan dikemas sangat bagus. Sehingga pembeli tertarik dan mau beli dengan harga $2.

Tantangan pertama berhasil. Tidak cukup di situ. Jordan kembali mendapat ujian lebih berat dari sang ayah. Masih harus menjual baju dengan harga setinggi langit: $200 (sekitar Rp 3.128.000).

Secara logika ini harga yang tidak masuk. Siapa yang mau membeli baju dengan harga segitu. Tapi bukan Jordan namanya jika tidak bisa melewati ujian tersebut.

Butuh waktu dua bulan untuk mendapatkan momentum bisa menjual baju dengan harga selangit tersebut. Kebetulan pada momentum tertentu, Jordan bisa bertemu dengan aktris terkenal Amerika Serikat bernama Farah Fawcett. Dia bintang film di Charlie’s Angel yang sangat kondang. Butuh perjuangan keras bagi Jordan yang masih usia 13 tahun untuk bisa bertemu aktris Farah dan meminta tanda tangan di baju yang akan dijual. Dia harus menerobos penjagaan ketat.

Tanda tangan sang aktris akhirnya dia dapatkan yang membuat baju tersebut laku terjual sampai $200. Jordan kembali sukses menjualnya.

Apa yang bisa dipetik dari Jordan adalah seseorang pebisnis harus bisa menghasilan produk berbeda dengan yang lain, inovatif dan penuh kegigihan.  Pengusaha harus mampu menyuguhkan produk yang different meski persaingan sangat ketat. Jenis produk boleh sama, namun harus ada value yang berbeda, ada  kesan khusus, ada kenangan.

Inilah yang menjadikan konsumen fanatik dan enggan menoleh ke lain hati. Ketika pelangan sudah percaya dengan kualitas produk, soal harga sudah tidak menjadi hal utama lagi.

Dengan semakin kerasnya persaingan, terutama dengan produk dari luar negeri, tidak ada cara lain selain harus mengedepankan inovasi.  Apa yang tidak dimiliki kompetitor, itulah yang perlu diisi dengan kualitas tentu lebih baik.

Ayo Gemilangkan Indonesia. (CF)

Follow Berita & Artikel Siarindo Media di Google News

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *