SIARINDOMEDIA.COM – Mengenal berbagai tradisi dan perayaan unik dari Jepang akan membuat kita tahu betapa kayanya budaya dari Negeri Sakura ini.
Tak hanya sekadar tradisi, perayaan di Jepang begitu beragam dan penuh makna yang digelar dari musim semi hingga musim dingin. Setiap perayaan membawa nilai sejarah dan filosofis yang dalam, mencerminkan hubungan masyarakat Jepang dengan alam, kehidupan, dan spiritualitasnya yang kuat.
Berikut adalah beberapa tradisi perayaan yang unik dan sarat makna di Jepang.
1. Hanami, Merayakan Mekarnya Bunga Sakura
Hanami atau tradisi menikmati bunga sakura, adalah salah satu perayaan paling ikonik di Jepang yang menandai datangnya musim semi. Pada puncak mekarnya bunga sakura, masyarakat Jepang berkumpul di taman-taman untuk menikmati keindahan bunga ini bersama keluarga atau teman-teman.
Mereka biasa membawa bekal dan menggelar tikar ala piknik, kegiatan ini diisi makan bersama keluarga dan mengobrol sambil menikmati awal musim semi yang telah tiba. Tak hanya bersama keluarga, Hanami juga biasa dihadiri oleh para pegawai kantor dengan sesama rekan kerjanya.
Seperti yang dilansir dari Japan Times, Hanami adalah momen untuk merenung tentang arti kehidupan, seperti filosofi bunga sakura yang indah namun cepat layu menjadi simbol betapa singkatnya kehidupan di dunia.
2. Tanabata, Festival Bintang yang Romantis
Tanabata, atau Festival Bintang, dirayakan pada tanggal 7 Juli. Perayaan ini berdasarkan legenda Jepang tentang dua kekasih, Orihime (putri penjaga kain) dan Hikoboshi (penggembala bintang), yang dipisahkan oleh Bima Sakti dan hanya diizinkan bertemu sekali setahun pada malam Tanabata.
Selama festival ini, masyarakat Jepang menulis harapan di kertas berwarna-warni dan menggantungkannya di ranting bambu, sebagai simbol dari keinginan yang diharapkan dapat terkabul.
Masyarakat Jepang biasanya menghias pohon bambu ini di depan rumahnya sebagai bentuk penghormatan pada legenda Orihime dan Hikoboshi, serta memohon pada Tuhan melalui tulisan yang digantungkan di pohon bambu.
Di pusat kota, perayaan Tanabata juga digelar sangat meriah, anak perempuan biasa memakai Yukata dan beramai-ramai mengikuti festival.
3. Obon, Hari Menghormati Leluhur
Obon merupakan salah satu perayaan tradisional Jepang yang diadakan pada musim panas untuk menghormati arwah leluhur. Selama festival Obon, masyarakat Jepang percaya bahwa roh-roh leluhur kembali ke rumah mereka.
Untuk menyambut mereka, keluarga membersihkan makam leluhur juga menyalakan lentera sebagai panduan bagi arwah yang kembali, tak lupa mereka juga memberikan makanan persembahan yang disukai oleh para leluhur.
Di akhir perayaan, lentera-lentera ini dilepas di sungai atau laut sebagai simbol perpisahan dengan leluhur. Festival ini mencerminkan pentingnya ikatan keluarga dan penghormatan terhadap leluhur dalam budaya Jepang.