SIARINDOMEDIA.COM – Pahlawan finansial atau tulang punggung keluarga memang memiliki tugas yang besar untuk menjaga agar kehidupan bisa terus berlanjut. Menjaga harta dan mengumpulkan tabungan adalah hal yang selalu diperjuangkan setiap hari.
Sehingga tak jarang para tulang punggung keluarga ini mengembangkan dana dan asetnya menggunakan instrumen finansial. Dengan instrumen yang tepat dan terpercaya, dana dan aset yang Anda miliki bisa lebih terjaga.
Namun, semua instrumen finansial pada dasarnya memiliki resiko, tinggal disesuaikan dengan risk profile calon investor. Sehingga para pencari instrumen finansial untuk dana simpanan harus lebih berhati-hati dan memahami sebelum menggunakan alat ini.
Resiko ini bukan hanya investasi bodong yang bisa menghilangkan semua dana Anda dalam sekejap. Namun Anda harus mengerti bahwa ada potensi kerugian penurunan modal karena imbal hasil yang diperoleh bisa saja tidak sesuai dengan yang diharapkan karena faktor kondisi ekonomi lokal maupun global.
Sehingga, Anda perlu mengecek legalitas produk dan perusahaan finansial sebelum menanam dana ke sebuah instrumen finansial. Sehingga lembaga tersebut telah mengantongi izin usaha dan pengawasan dari regulator yang sesuai.
Selain itu, perhatikan dan pahami juga hak dan kewajiban sebagai seorang nasabah, tahu manfaat, biaya, dan resiko yang berkaitan dengan produk yang dibeli.
Semua ini disesuaikan dengan tujuan investasi dan aset yang ingin dikembangkan. Sehingga harapan untuk membangun masa depan keluarga yang sejahtera bisa tercapai.
Lalu bagaimana cara untuk dapat menjadi pahlawan finansial keluarga? Simak uraian lengkapnya dalam artikel ini ya!
1. Komunikasi dan rencana finansial
Hal ini termasuk mengenai pengajuan pinjaman dana, menjual aset hingga membeli instrumen investasi.
Menurut Fandi Murdani dari Faculty Head Sequis Quality Builder Sequis Training Academy of Excellence, hindari memutuskan sendiri rencana keuangan dalam keluarga. Karena saran dan pertimbangan dari anggota keluarga bisa membantu Anda dalam mengambil keputusan demi kebaikan bersama.
Oleh karenanya, mereka juga perlu tahu kondisi keuangan keluarga yang sebenarnya. Sehingga para anggota keluarga bisa sama-sama menentukan kebutuhan apa saja yang harus lebih dulu dipenuhi, dan apa saja yang masih bisa ditunda.
Dengan begitu, mereka tidak akan kaget bila Anda memiliki utang dan keinginan untuk mengembangkan aset keluarga. Sehingga anggota keluarga bisa turut andil dan bertanggung jawab dalam hal ini.
2. Kecermatan pengelolaan keuangan
“Sebaiknya jika mendapat uang tunai dari bonus, THR, atau penghasilan dari pekerjaan tambahan, manfaatkan untuk bisa mempercepat pelunasan utang,” saran Fandi.
Jika Anda mengurangi utang secara perlahan maka dia bisa lebih longgar dalam mengatur perencanaan keuangannya.
3. Dana pendidikan
Sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap rencana pendidikan anak. Oleh karenanya, orang tua sangat perlu untuk menyiapkan anggaran pendidikan untuk semua buah hatinya hingga tingkat universitas.
“Anda perlu mengalokasikan dana pendidikan di instrumen finansial yang tetap sampai jenjang pendidikan anak selesai. Sehingga saat ingin mengambil asuransi pendidikan, sangat penting untuk memahami manfaat yang ditawarkan dan perkiraan jumlah dana pendidikan dibutuhkan,” imbuh Fandy.
Sehingga Anda lebih jelas dalam merencanakan alokasi keuangan dengan baik.
4. Asuransi kesehatan dan asuransi jiwa
Seperti yang diketahui, musibah seperti sakit bisa terjadi tak terduga dan dapat terjadi kapan saja. Beberapa penyakit tertentu seperti kecelakaan, kondisi kritis, atau meninggal dunia tentu memerlukan biaya dalam jumlah besar.
Sehingga asuransi kesehatan bisa mengurangi kekhawatiran Anda sebagai pahlawan finansial atau pencari nafkah keluarga. Karena tingginya biaya perawatan medis telah ditangani oleh perusahaan asuransi.
Asuransi jiwa ini juga bermanfaat untuk meminimalisir risiko keuangan saat terjadi risiko kehidupan pada pencari nafkah (breadwinner).