TAK SEKEDAR BINA ATLET, KLUB TAEKWONDO RHINO FIGHTER PEDULI PENDIDIKAN FORMAL PARA MURIDNYA

TERAPKAN SUBSIDI SILANG UNTUK SPP LATIHAN

SIARINDOMEDIA.COM – Rhino Fighter adalah salah satu klub taekwondo asal Kota Malang yang peduli dan sangat memperhatikan setiap jenjang pendidikan formal para muridnya.

Sabeum Thomas Tri Budi Dharma dan Amalia pasangan suami istri pemilik klub yang mempunyai jargon ‘Bukan Badak Biasa’ ini, tidak ingin para muridnya hanya fokus di prestasi taekwondo saja. Melainkan juga memperjuangkan para muridnya untuk melanjutkan ke sekolah-sekolah yang berkualitas.

“Kami selalu mengupayakan anak-anak untuk masuk ke sekolah-sekolah favorit di Kota Malang. Bagaimana pun caranya,” ucap Amalia.

Pelatih Rhino Fighter bersama reporter Siarindo Media
PEDUL PENDIDIKAN ANAK ASUHNYA. Pelatih sekaligus pendiri Rhino Fighter, Thomas Tri Budi Dharma (kanan) bersama reporter Siarindo Media. Foto: Dok Siarindo Media

Rhino Fighter didirikan oleh Thomas dan Amalia sekitar tahun 2018. Semula, Thomas tidak memiliki tempat latihan pribadi dan lebih sering berpindah-pindah.

Hingga akhirnya, dia dan istri memutuskan untuk merombak sebagian ruangan rumah ibunya yang beralamat di Perumahan Karanglo Indah, Blok.H No.2, Balearjosari, Kec. Blimbing, Kota Malang untuk dijadikan tempat latihan murid-muridnya.

Tempat tersebut sekaligus menjadi sekretariat pengurus Taekwondo Kota Malang.

Hingga saat ini, Rhino Fighter memiliki kurang lebih 200 murid, lima pelatih dan tempat latihan pribadi.

Tempat latihan Rhino Fighter
SEMPAT PINDAH-PINDAH. Tempat latihan Rhino Fighter berada di Perumahan Karanglo Indah, Blk. H No.2, Balearjosari, Kec. Blimbing, Kota Malang. Foto: Izzuddin

Amalia mengungkapkan bahwa dirinya selaku manager Rhino Fighter sudah beberapa kali membantu dan meringankan para muridnya yang berniat untuk menjadi bagian dari klub Taekwondo besutan sang suami tersebut.

“Mungkin ada orang yang bilang kalo masuk ke sini (Rhino Fighter) bayarnya mahal. Memang mahal bagi anak-anak yang punya (orang mampu),” kata wanita yang akrab disapa Lia.

“Untuk pembayaran memang kita sistem proposional, Mas. Katakanlah kalo anak orang mampu ya kita tarik uang SPP A, kalau menengah kita Tarik uang SPP B, kalo ndak mampu sering juga kita gratiskan,” sambungnya.

Penarikan sistem SPP tersebut, bagi Lia, adalah keputusan yang adil agar semua murid bisa mendapat fasilitas yang sama atau mengikuti turnamen secara berjenjang.

Fasilitas latihan
BUKAN BADAK BIASA. Beberapa fasilitas Rhino Fighter. Foto: Izzuddin

Di sisi lain, Lia juga meyakini bahwa harapan para orang tua menitipkan anaknya untuk berlatih di Rhino Fighter kelak tidak akan sia-sia.

“Kita itu ndak kurang-kurang kalo bantu anak-anak itu, Mas. Apalagi masalah jenjang pendidikan (formal),” ujar Lia.

“Memang prinsip kita anak-anak harus sekolah di sekolahan yang bagus, makanya kita selalu mengupayakan ke sana-sini biar di masa depan setelah keluar dari sini (Rhino Fighter) mereka bisa jadi orang,” pungkas istri Sabeum Thomas tersebut.

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *