SIARINDOMEDIA.COM – Dalam kunjungannya ke Tiongkok, Wali Kota Malang, Sutiaji, juga fokus menggali peluang kerjasama di bidang pengolahan sampah berteknologi terbarukan.
Sutiaji mengatakan, komitmen untuk menuntaskan permasalahan sampah serta menghadirkan kualitas lingkungan hidup di Kota Malang yang semakin baik harus terus dikedepankan. Terlebih babak baru pengelolaan sampah di Indonesia tidak lagi berhenti pada pemilahan sampah namun telah berkembang menuju Zero Waste Zero Emission.
“Populasi masyarakat Kota Malang yang luar biasa apalagi jumlah pendatang terus bertambah. Kondisi existing ini memunculkan permasalahan banyaknya sampah rumah tangga, terutama sampah plastik,” kata Sutiaji.
“Seperti kita tahu, sampah plastik menjadi ancaman sangat lama terurai. Maka dibutuhkan manajemen pengelolaan sampah yang tepat. Di sisi lain penuntasan masalah sampah sangat urgent untuk dilakukan sampai ke titik zero waste zero emission seperti target Pemerintah Pusat,” lanjutnya.
Sebagai informasi, teknologi yang digunakan pada tempat pengelolaan tersebut diklaim mampu mengolah sampah dengan tidak tersisa sedikit pun. Mulanya sampah dipilah sesuai dengan jenisnya, seperti material besi, plastik, maupun material organik.
Bahkan melalui teknologi di Tiongkok, kantong plastik yang selama ini menjadi momok permasalahan lingkungan dapat diproses menjadi bahan yang memiliki nilai guna sesuai dengan kebutuhan. Seperti batako, paving block, bata ringan, palet plastik, maupun kusen.
Sementara untuk sampah organik diolah menjadi pupuk. Keseluruhan proses teknologi ini diterapkan dan dikendalikan melalui suatu control room.
“Kali ini saya berada di tempat pengelolaan sampah dari hulu sampai hilir. Pada hilir tadi kami lihat saat sampah masih bercampur itu ada pemilahan. Prosesnya luar biasa, sampai hasil finishing ini ada bahan yang bisa digunakan untuk banyak material. Dan tidak berbau sama sekali. Inilah yang akan kita adopsi, kita usahakan, utamanya di Kota Malang,” urainya.
Sutiaji menjelaskan bahwa teknik-teknik moderen pengelolaan sampah akan sangat diperlukan dalam upaya mendukung percepatan target Zero Waste Zero Emission. Dan melakukan kolaborasi akan mendorong percepatan tersebut.
“Kita belajar sampai ke Tiongkok, dimana ini negara dengan populasi terbesar di dunia. Tentu mereka juga memiliki permasalahan tentang sampah dan bagaimana mengelolanya. Negara mereka mulai dijadikan sampling untuk pengelolaan sampah dan juga dilengkapi berbagai teknologi moderen. Sehingga tidak ada salahnya kita berkolaborasi dengan hal positif itu untuk diterapkan di Kota Malang,” terang Sutiaji.
Menurut Sutiaji, nantinya jika teknologi ini diadopsi akan memantapkan sejumlah upaya positif yang telah dilakukan oleh masyarakat maupun Pemerintah Kota Malang dalam hal pengelolaan sampah.
“Ini bisa dikolaborasikan bersama. Untuk saat ini TPA Supit Urang pun telah dimodernisasi dan menerapkan sanitary landfillI. Selain itu sejumlah inisiatif ekonomi sirkular yang mengubah sampah menjadi berkah di Kota Malang akan selaras dengan teknologi itu tadi,” terangnya.
Saat ini berbagai upaya pengelolaan sampah di Kota Malang sudah banyak dilakukan seperti Bank Sampah Malang (BSM) yang menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) sehingga dapat mengubah sampah menjadi produk kriya, fesyen, seni dan karya kreatif lainnya.
Selain itu, partisipasi aktif dari masyarakat Kota Malang untuk ikut memilah sampah dari hulu hingga ke hilir menjadi bagian penguat dari upaya mencapai Zero Waste Zero Emissions tersebut.