REKTOR MA CHUNG NILAI DEDOLARISASI BAKAL ANGKAT KEDAULATAN RUPIAH

SIARINDOMEDIA.COM – Rektor Universitas Ma Chung yang juga pengamat ekonomi menyoroti gerakan dedolarisasi yang kini tengah trending di seluruh dunia. Menurutnya, hal ini merupakan hal positif yang dapat berdampak pada kedaulatan mata uang Indonesia, Rupiah.

Diuraikan oleh Prof Murpin Josua Sembiring, SE. M.Si, Rektor Ma Chung bahwa saat ini dunia tengah diramaikan dengan langkah sejumlah negara yang bersepakat untuk mengurangi dominasi Dolar Amerika Serikat.

Setelah aliansi Dagang BRICS, Indonesia dan negara ASEAN mulai berstrategi meninggalkan Greenback.

“Namun upaya untuk lepas dari Dolar AS masih membutuhkan waktu panjang mengingat arus transaksi dagang dunia masih dikuasai Dolar AS,” ungkap Prof Murpin.

Pengamat ekonomi internasional ini menyampaikan hal tersebut dalam rilisnya, Senin (15/5/2023).

Lebih jauh dia menguraikan, upaya mengurangi ketergantungan dolar AS marak dilakukan oleh negara-negara besar, seperti China, Rusia dan India, serta oleh Indonesia. Hal ini ditunjukkan saat negara kita menjadi Ketua ASEAN pada 2023.

“Bank Indonesia menggandeng otoritas moneter se-ASEAN untuk menjalankan skenario mengurangi transaksi menggunakan Dolar Amerika Serikat,” tuturnya.

Rektor Ma Chung
REKTOR UNIVERSITAS MA CHUNG. Prof Murpin Josua Sembiring, SE. M.Si. Foto: Ist

Istilah ini disebut dengan dedolarisasi, yakni upaya pemerintah atau bank sentral untuk menurunkan ketergantungan terhadap dolar AS.

Upaya ini bisa berbentuk penurunan porsi dolar di cadangan devisa atau dalam hal perdagangan internasional, tidak lagi sebagai mata uang acuan untuk kebijakan ekonomi.

Ikhtiar ini dituangkan dalam Local Currency Transaction (LCT). LCT merupakan transaksi yang memudahkan masyarakat untuk bisa berbelanja di negara tujuan menggunakan mata uang lokal, dalam hal ini rupiah.

Artinya transaksi ini lebih kepada untuk transaksi ritel. Dimana hingga akhir 2022 total transaksi mata uang lokal atau LCT dengan seluruh negara mitra telah mencapai US$4,1 miliar atau meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$2,5 miliar.

Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan penggunaan fasilitas LCT oleh negara mitra akan terus meningkat seiring membaiknya iklim perdagangan dan minat untuk diversifikasi penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan antar negara yang terus bertambah.

Dari sisi pengguna LCT turut mengalami peningkatan yang signifikan. Sebelumnya BI mencatat pada 2018 penggunanya masih sekitar 101 pelaku, sedangkan pada akhir 2022 jumlahnya naik signifikan menjadi 1.596 pelaku.

Saat ini kerja sama LCT Indonesia sudah terjalin dengan China, Jepang, Malaysia, dan Thailand.

Langkah Bank Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar AS dalam transaksi perdagangan saat ini sangat strategis. Dedolarisasi akan membuat pergerakan rupiah lebih stabil.

Kedepannya dedolarisasi akan bisa mengurangi tekanan Dolar AS terhadap rupiah.

Dampak positif tersebut belum akan dapat dirasakan dalam waktu dekat. Selama penggunaan dolar AS masih masif, rupiah masih akan sangat dipengaruhi pergerakan dolar AS dan dampaknya baru bisa terlihat setelah semakin banyak negara melakukan transaksi tanpa melibatkan dolar AS.

Author

  • Kuli tinta yang gemar rebahan sekaligus doyan makan. Namun terobsesi pengen jadi manusia yang manfaat dunia akherat.

    Lihat semua pos

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *