SIARINDOMEDIA.COM – Ma’arif Day merupakan program untuk memberikan wawasan baru bahwa pembelajaran itu bisa dilakukan dimana saja, tidak harus di kelas. Pembelajaran juga harus dilakukan dengan bahagia dan menumbuhkan kemerdekaan berekspresi tanpa tekanan apapun.
Demikian disampaikan Ketua LP Ma’arif Kabupaten Malang Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah,M.Pd.I.
“Ma’arif Day ini kita deklarasikan agar menjadi paradigma baru bagi sekolah dan madrasah ma’arif dalam melakukan inovasi-inovasi. Program ini juga mendukung merdeka belajar yang dicanangkan pemerintah,” tutur Dr Amka, sapaan akrabnya.
Karena itu, dia melanjutkan, LP Ma’arif NU Kab Malang mengajak civitas akademika ma’arif untuk kembali pada fitrah lembaga pendidikan Islam yang berorientasi ilmu, transformatif, mandiri bermutu dan berhaluan aswaja an Nahdiyah.
“Mereka harus paham bahwa lembaga pendidikan ma’arif pada awal berdirinya berangkat dari masyarakat. Karenanya outcome pendidikan harus mbarakai dan manfaati untuk masyarakat,” ujar Dr Amka.
“Karenanya Ma’arif Day yang diselenggarakan di MTS Nurul Huda Babadan Ngajum setiap Jumat ini mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan murid bersama sama membuat projek di luar kelas dan hasilnya dibagikan kepada masyarakat. Misalnya projek membuat sabun kopi yang sudah dilatih oleh tim LP Ma’arif Kab Malang, harus bisa diproduksi dan masyarakat mengambil manfaatnya,” imbuhnya.
Dr Amka menuturkan Ma’arif Day betul-betul berupaya agar perkembangan manusia seutuhnya (holistic human development) bisa diwujudkan dengan baik atau mengutip bahasa Prof KH Tolhah Hasan bahwa pendidikan Islam harus bisa menyelematkan dan menumbuhkembangkan fitrah manusia.
Siswa Ma’arif harus bisa belajar (learning to know), dengan bahagia, kemudian hasil belajarnya harus bisa diterapkan (learning to di) hasil penerapannya itu harus bisa bermanfaat untuk masyarakat (learning to live), dari situlah akan tampak karakter sebenarnya siswa ma’arif (learning to be) yang akan dikenal masyarakat luas.
“MTS Nurul Huda Ngajum sengaja kita pilih, karena letaknya sangat strategis di daerah lereng pegunungan yang selama ini dianggap sekolah kedua. Kita akan menunjukkan bahwa madrasah ini betul betul-betul layak menjadi pilihan bagi siswa yang ingin belajar dengan bahagia,” ungkapnya.
Sementara itu, Muhammad Rosyid sebagai kepala MTS Nurul Huda Ngajum menambahkan bahwa Maarif Day ini sengaja dideklarasikan di Ngajum tepatnya di MTS Nurul Huda Babadan karena pihaknya sejak dulu memiliki visi ingin agar madrasah tersebut bisa berkontribusi kepada masyarakat.
“Program Ma’arif Day ini juga sebagai ajang rekreasi siswa kami agar tidak jenuh karena belajar di kelas. Visi kami kedepan, madrasah kami mampu memiliki life skill atau kecakapan hidup, agar siswa kami bisa memberi manfaat untuk masyarakat sekitar,” terang Rosyid.
Sebagai penyelenggara, MTS Nurul Huda juga menggandeng Desa Inggris Singosari.
“Kami berkeinginan untuk mendesain International Class Program (ICP) dimana siswa kami bisa mengembangkan bahasa inggrisnya dengan baik,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Avin Nadhir sebagai Founder Desa Inggris Singosari menyampaikan bahwa bahasa Inggris adalah sebuah kebutuhan. Menurutnya, setiap orang pasti bisa belajar dengan mudah.
“Ini kita tunjukkan bahwa ternyata dengan cara belajar yang menyenangkan, Anak-anak dengan cepat bisa menguasai bahasa Inggris tersebut,” tegasnya.