PIJAT REFLEKSI, TERAPI TRADISIONAL YANG MASIH DIMINATI

SIARINDOMEDIA.COM – Pijat merupakan terapi kesehatan tradisional yang dilakukan dengan memberikan tekanan pada tubuh, baik secara manual maupun menggunakan alat.

Terapi ini memiliki berbagai manfaat, seperti meredakan nyeri otot dan sendi, mengurangi stres, meningkatkan sirkulasi darah, serta membantu meningkatkan kualitas tidur dan suasana hati.

Selain itu, pijat juga membantu meredakan gangguan tidur, meringankan nyeri, melancarkan aliran darah, serta menghilangkan pegal dan rasa kaku pada tubuh.

Link Banner

Di Indonesia, terdapat berbagai jenis pijat yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Beberapa di antaranya adalah pijat refleksi, pijat tradisional Jawa Kuno, pijat Shiatsu dari Jepang, serta pijat Ayurvedic dari India yang mengombinasikan teknik pijat, yoga, meditasi, dan penggunaan jamu atau herbal.

Di Dusun Krajan, Desa Gondang Wetan, Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan, terdapat tiga hingga empat tukang pijat yang masih aktif melayani masyarakat.

Salah satu di antaranya adalah Abdul Muntholip (66), pria yang telah menekuni profesi sebagai tukang pijat selama 15 tahun.

PIJAT REFLEKSI. Mak lip sedang memijat pasien yang mengalami cidera. Foto: Musthofa

Ia menggunakan metode pijat refleksi yang menekan titik-titik tertentu di tubuh untuk meredakan nyeri dan meningkatkan kesehatan.

Abdul Muntholip tinggal bersama istrinya, Kamsiyah (60), di rumah sederhana yang juga menjadi tempat usahanya.

Ruang pijatannya berada di ruang tamu dengan ukuran sekitar 2,5 x 3 meter, dilengkapi satu kipas angin, satu kasur untuk pijat, serta kursi tunggu bagi pelanggan.

Di kampungnya, ia dikenal dengan julukan “Mak Lip Sang Pijet Legendaris”.

Selain menjalani profesinya sebagai tukang pijat, Mak lip juga aktif dalam kegiatan Ishari di Gondang Wetan. Menurutnya, pijat refleksi masih diminati masyarakat.

“Setiap hari ada saja orang yang ingin pijat di sini,” ujarnya.

Salah satu pelanggan mengungkapkan kepuasannya setelah menerima pijatan dari Mak Lip.

“Ketika memijat tangan dari orang yang memijat terasa keras dan enak sekali, sehingga saya merasa puas dengan pijatan darinya” ujarnya.

Dengan kopyah khas ala bapak bapak kuno, Abdul Muntholip tetap setia menekuni profesi pijat refleksi.

Keahlian dan ketekunannya menjadikan pijat tradisional tetap bertahan dan diminati banyak orang sebagai alternatif terapi kesehatan.

Follow Berita & Artikel Siarindo Media di Google News

Author

  • Saat ini sedang kuliah di IAI Sunan Kalijogo dan mengabdi di Pondok Pesantren Sunan Kalijogo, Jabung, Kabupaten Malang.

    View all posts Student

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *