SIARINDOMEDIA.COM – Mengobati sekaligus memberikan pemahaman kesehatan jiwa lebih diutamakan dalam sebuah problematika psikologis yang telah terjadi. Hal inilah yang menjadi alasan utama tim Pengabdian Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) menggelar acara bimbingan motivasi dan terapi SEFT kepada santri baru Pondok Pesantren As-Salma Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Dihadiri sebanyak 41 peserta yang merupakan santri baru sangat antusias mendengarkan serta mempraktekkan materi yang telah diberikan oleh pemateri.
Dalam sambutannya, Pengasuh Pondok Pesantren As-Salma, Nyai Hj. Emi Tahmidah Nadjib memberikan apresiasi kepada tim pengabdian yang telah berkenan untuk mengadakan kegiatan pengabdian yang dapat memberikan manfaat kepada santri baru.
Pembimbing Pondok Pesantren As-Salma, Ustadzah Nur Khaqiqi pun turut bersyukur bahwasannya tim pengabdian masih menyambung tali silaturahmi dengan pondok pesantren dikarenakan tim pengabdian merupakan alumni santri Pondok Pesantren bahrul Ulum Tambakberas, Jombang.
Tim Pengabdian Mahasiswa UM beranggotakan Zalfa Awwala Q.A, Daffina Kayla Riyansa, Moh Sahru Romadhon, Faridh Argananta, dan Nava Sayyidati Akmalia. Mereka berhasil mensukseskan kegiatan pengabdian bimbingan motivasi yang dilaksanakan pada hari Jumat (5/7/2024) sebagai bentuk penguatan semangat berjuang dalam mempertahankan kesehatan mental di lingkungan Pondok Pesantren dengan mengkombinasikan terapi berbasis spiritual yaitu Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT).
“Bimbingan ini kami desain khusus untuk adik-adik agar tetap tangguh dalam berjuang di Pondok As-Salma serta menambah ilmu tentang terapi SEFT sebagai pengobatan jiwa yang bisa diterapkan secara mandiri dan semoga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Ketua Pengabdian, Zalfa Awwala, dalam sambutannya di acara seremonial pembukaan.

Menghadirkan pemateri yang ahli di bidangnya, Laily Syifa’ sebagai SEFTer Indonesia memberikan motivasi tentang penguatan ketahanan mental yang dikombinasikan dengan penerapan terapi SEFT pada santri baru.
Singkatan VAR yang dirangkai oleh Ibu Laily menjelaskan makna tersendiri yang berarti bahwasannya kesehatan mental perlu menekankan pentingnya validasi emosi, apresiasi diri, dan regulasi emosi. Selain itu, penerapan terapi SEFT juga didasarkan pada rasa syukur, ikhlas, yakin, dan pasrah.
Di Akhir acara, Zalfa pun memberikan pesan kepada santri baru bahwa kesuksesan harus melewati banyak proses, bukan banyak protes. Hadirnya santri baru di Pondok Pesantren termasuk dari bagian proses menuju kesuksesan.
Diharapkan seluruh santri di Pondok Pesantren As-Salma terkhusus bagi santri baru dapat bersinergi kedepannya dengan tetap mempertahankan kekuatan kesehatan mental. (*)