SIARINDOMEDIA.COM – Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang (FEB UM), kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan literasi keuangan di masyarakat melalui program pengabdian masyarakat yang bertajuk ‘Literasi Keuangan pada Komunitas Pengusaha TDA (Tangan di Atas, red) Perempuan Malang’.
Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan SDGs 1 Tanpa Kemiskinan, dengan terlaksananya kegiatan ini diharapkan dapat menambah literasi pengelola UMKM dan mengentaskan kemiskinan. Selain itu kegaitan ini ditujukan khusus bagi komunitas pengusaha perempuan sebagai perwujudan kesetaraan gender pada SDGs 5.
Literasi keuangan ini diselenggarakan oleh tim pengabdian kepada msyarakat Universitas Negeri Malang, yaitu Dosen Dept FEB UM Ria Zulkha Ermayda, S.ST, M.Si, CSRS dan Novi Trisnawati, SE., MSA., CRA beserta 2 mahasiswa Departemen Akuntansi.
Literasi Keuangan ini diselenggarakan di Gedung Malang Creative Center (MCC) dan dihadiri kurang lebih 30 anggota Komunitas Pengusaha TDA Perempuan dari Kota Malang dan Batu, Senin (10/6/2024).
Kegiatan tersebut juga mengundang narasumber yang kompeten dibidangnya yaitu Dosen Dept FEB UM Ria Zulkha Ermayda , S.ST, M.Si, CSRS dan Camelia Maharani K. CFO Reven dan Alona Leather.
Literasi ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan FEB UM dalam meningkatkan kemampuan dan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan keuangan yang baik dan benar, terutama bagi pengusaha perempuan.
Dalam literasi tersebut partisipan mendapatkan pelatihan intensif mengenai berbagai aspek penting dalam literasi keuangan, seperti pencatatan keuangan, manajemen anggaran, hingga strategi investasi untuk usaha kecil dan menengah baik jangka pendek maupun panjang.
Dalam presentasinya, Dosen Dept FEB UM Ria Zulkha Ermayda, S.ST, M.Si, CSRS menegaskan pentingnya literasi keuangan bagi para pengusaha, terutama di tengah tantangan ekonomi yang semakin kompleks. Dia juga memberikan beberapa tips ketika ingin berinvestasi.
“Dengan pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan, diharapkan para pengusaha perempuan dapat mengembangkan usahanya dengan lebih efektif dan berkelanjutan,” ujar Ria Zulkha.
“Pada zaman sekarang untuk berinvestasi sangat mudah, bahkan menggunakan smartphone juga bisa. Tapi perlu yang harus kita waspadai bahwa tidak semua investasi itu aman, kita harus melihat apakah aplikasi tersebut di awasi OJK apa tidak,” tandas Ria Zulkha.
Ria Zulkha juga menjelaskan perbedaan instrumen investasi seperti saham, reksadana, obligasi dan emas dimana dikemas dengan video yang menarik dan mudah dimengerti.
Camelia Maharani K., Chief Financial Officer (CFO) dari Reven dan Alona Leather, berbagi cerita tentang perjalanan finansial Reven Leather dalam forum tersebut. Reven Leather, yang didirikan pada tahun 2019, memulai usahanya dengan sistem pembukuan keuangan yang sederhana.
Pada tahun 2020, Reven Leather resmi berbadan hukum sebagai CV, menandai langkah awal menuju pengelolaan bisnis yang lebih profesional. Namun, tantangan besar muncul pada tahun 2021 ketika banyak investor mulai menunjukkan minat dan menawarkan pendanaan kepada Reven Leather.