SIARINDOMEDIA.COM – Kenza Layli asal Maroko menorehkan sejarah dengan meraih gelar Miss AI pertama di dunia. ‘Influencer’ berhijab itu menyisihkan 1.500 kontestan yang telah terkomputerisasi untuk mendapatkan gelar Miss AI. Sementara pembuatnya, mendapatkan hadiah USD20.000 (Rp325 juta).
Kontes ini dimulai pada April lalu. Diselenggarakan Fanvue World AI Creator Awards (WAICAs) dengan mengundang para kreator AI dari seluruh dunia untuk mempertunjukkan kemampuan mereka menciptakan sosok digital semirip mungkin manusia.
“Minat globat terhadap penghargaan pertama ini sungguh luar biasa,” kata salah seorang pendiri Fanvue, Will Monange.
“Penghargaan ini merayakan pencapaian, meningkatkan standar serta membentuk masa depan positif bagi para kreator AI,” tambahnya.
Ajang Miss AI ini selain menilai dari sisi kecantikan, juga teknologi dan keterpengaruhan para kontestan di media sosial. Setelah tiga bulan penilaian, para juri yang terdiri dari para profesional (manusia) yang dibantu pemilahannya oleh AI (robot), terpilih 10 kontestan teratas.
Setelah disaring lagi, tinggal 3 kontestan tersisa. Mereka adalah Kenza Layli (Maroko), Lalina Valina (Perancis) dan Olivia C. (Portugal). Ketiganya dinilai yang paling mendekati perpaduan antara dunia nyata dan robot.
Layli kemudian dinobatkan sebagai pemenang karena pesan-pesan positifnya kepada lebih dari 194.000 pengikutnya di Instagram. Sementara Valina dan Olivia berada di posisi kedua dan ketiga.
Aitana Lopez (25), salah satu juri memuji fitur dan kepribadian artifisial yang ditampilkan Layli.
“Kenza memiliki konsistensi wajah yang luar biasa, detil berkualitas tinggi pada tangan, mata, serta pakaian,” kata Lopez yang juga dikenal sebagai influencer kebugaran.
“Yang membuat kami sangat terkesan adalah kepribadiannya dan cara dia merespon masalah-masalah di dunia nyata,” imbuhnya.
Para juri umumnya terpesona dengan teknologi canggih di balik sosok pemenang Miss AI tersebut.
Sebagai informasi, Fanvue World AI Creator Awards diluncurkan dengan tujuan menciptakan kontes kecantikan pertama untuk ‘Industri Influencer AI’.
“AI Diciptakan Untuk Membantu Manusia, Bukan Menggantikannya”
Kenza Layli diciptakan untuk menampilkan budaya Maroko. Dia kerap menyampaikan pesan-pesan menginspirasi kepada ratusan ribu pengikutnya di berbagai platform media sosial. Pesan-pesan tersebut terkait pemberdayaan kaum perempuan, pelestarian lingkungan, dan menyebarkan kesadaran positif tentang AI. Layli fasih berbicara dalam 7 bahasa.
“AI adalah alat yang dirancang untuk melengkapi kemampuan manusia, bukan menggantikannya. Tujuan saya adalah menghilangkan kekhawatiran dan mendorong penerimaan serta kerja sama antara manusia dengan AI,” kata Layli dalam unggahan di media sosial.
Pencipta Layli, Meriam Bessa (40) asal Casablanca, Maroko, mengungkapkan rasa suka citanya atas kemenangan di ajang Miss AI.
“Ini adalah kesempatan untuk mewakili Maroko dengan penuh kebanggaan. (Terutama) untuk menampilkan perempuan Maroko, Arab, Afrika dan Muslim di bidang teknologi,” ujar Bessa.
CEO Phoenix AI itu menambahkan Kenza Layli merupakan medium untuk menyampaikan hal-hal yang diyakininya.
“Seperti pemberdayaan perempuan dan persaudaraan antar kaum perempuan,” tandasnya. (TON)
View this post on Instagram