RIYOYO KUPAT, TRADISI UNIK MASYARAKAT MUSLIM JAWA

SIARINDOMEDIA.COM – Lebaran ketupat atau Riyoyo Kupat menjadi tradisi tahunan masyarakat muslim Jawa. Tradisi ini diadakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.

Bakda Kupat atau Riyoyo Kupat sendiri dalam bahasa Jawa memang artinya adalah Lebaran Ketupat. Tradisi tersebut sudah menjadi kegiatan tahunan, terutama para masyarakat Jawa muslim.

Lebaran ketupat pada umumnya diselenggarakan dengan acara berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara atau bahkan digelar dengan acara hajatan di beberapa musholla dan masjid dan diringi doa-doa oleh para imam Musholla/Masjid.

Tradisi tersebut masih turun temurun hingga sekarang, salah satunya berada di daerah Desa Tangkilsari,  Tajinan, Kabupaten Malang.

Warga di desa tersebut masih melaksanakan tradisi yang sudah mengakar ini. Para warga biasanya akan berbondong-bondong ke musholla di sekitaran rumah mereka dengan membawa makanan berupa ketupat beserta sayur kuah.

Fenomena tersebut tentunya tidak luput dengan adanya menu utama yaitu ketupat yang terbuat dari janur kuning pohon kelapa, dan sayur kuah santan.

Umul, salah satu warga Desa Tangkilsari menyebutkan bahwa dia sudah menyiapkan Asahan (makanan seserahan) sejak dari siang hari.

“Sudah masak sayur dari siang hari, jadi pas sholat Maghrib tinggal dibawa saja ke musholla,” ucap Umul.

Bawa Asahan untuk Riyoyo Kupat
BERTUKAR MAKANAN. Asahan (makanan seserahan) nantinya akan saling diberkati dengan dibacakan doa-doa oleh pemuka agama setempat. Foto: Yusrir Roisati

Para warga muslim Jawa umumnya antusias dan tidak pernah ketinggalan untuk ikut menyelenggarakan tradisi tersebut.

“Tradisi seperti ini ya tentu tidak pernah ketinggalan, karena sudah menjadi kegiatan tahunan bagi orang muslim Jawa,” tutup Umul.

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *