TIPS MENJADI MAHASISWA TERBAIK NON-AKADEMIK ALA JASMINE NURUL IZZA

SIARINDOMEDIA.COM – Jasmine Nurul Izza merupakan wisudawan non-akademik terbaik di Universitas Negeri Malang pada periode ke-117.

Berbeda dengan wisudawan terbaik akademik yang dinilai berdasarkan waktu kelulusan dan tingginya IPK, wisudawan terbaik non-akademik merupakan penghargaan yang diberikan oleh perguruan tertinggi tertentu kepada mahasiswa yang memiliki skor capaian tertinggi terhadap capaian non-akademik.

Jasmine diwisuda
WISUDA. Jasmine saat diwisuda dan mendapat penghargaan mahasiswa terbaik non-akademik. Foto: @Jasminenmn/Instagram

Berikut beberapa capaian Jasmine hingga akhirnya menjadi mahasiswa terbaik non-akademik:

Link Banner

Prestasi

Menurutnya prestasi bisa didapatkan dari mengikuti lomba, baik dari tingkat kabupaten, hingga internasional.

“Salah satu lomba yang menunjang untuk mendapatkan skor tinggi karena aku punya beberapa sertifikat lomba dari Kementrian Pendidikan Ristek ataupun Puspresnas seperti PKM, ONMIPA, LIDM,” sebut Jasmine.

Sertifikat sebagai MC dan moderator

Pengalaman menjadi master of ceremony maupun moderator ternyata juga bisa menambah skor penilaian

“Ketika ada sertifikatnya ternyata bisa menunjang pendaftaran beasiswa atau capaian non-akademik,” ungkapnya.

Pengalaman panitia dan organisasi

“Aku sebenernya tidak terlalu aktif di organisasi, tapi pernah mengikuti beberapa yang tingkat nasional dan justru ini sangat membantu,” ujar Jasmine.

Copyright atau hak cipta

Jasmine memiliki beberapa hak cipta itu dari karya yang pernah dibuat seperti buku, maupun dari pendaftaran software karya.

Artikel jurnal

Capaian ini menurut Jasmine lumayan membantu meskipun hanya sedikit dan bisa menambah nilai.

Hibah penelitian dan pengabdian

Hibah penelitian dan pengabdian menjadi agenda rutin tahunan untuk memenuhi tridharma perguruan tinggi. Terdapat pendanaan internal yang bisa diikuti oleh mahasiswa, dosen, maupun alumni.

“Aku lulus di beberapa judul baik itu dalam skema inovasi mahasiswa maupun pengabdian dengan dosen. Jadi saat itu aku bisa mendapatkan sertifikat dan aku masukkan ke dalam persyaratan pendaftaran mahasiswa non-akademik,” terangnya.

Sertifikat sebagai pembicara atau speaker dan juri

Banyaknya capaian prestasi dan pengalaman selama perkuliahan membuat Jasmine sering menjadi seorang pembicara bahkan juri dalam beberapa ajang perlombaan.

“Aku mendapatkan kesempatan untuk sharing di kampus atau di beberapa event, dan ini sangat mendukung karena jumlahnya cukup banyak,” ungkapnya.

Jasmine menjadi pembicara
AKTIF DI KEGIATAN NON-AKADEMIK. Jasmine Nurul Izza menjadi pembicara dalam event seminar goes to campus. Foto: @Jasminenmn/Instagram

Sertifikat sebagai peserta

Meskipun dia tidak tahu seberapa perolehan nilai yang dapatkan dari sertifikat peserta ini, tetapi Ia melampirkan beberapa sertifikat seperti mengikuti webinar ataupun pelatihan.

“Bahkan aku juga ada prestasi yang cukup prestige tapi hanya ditingkat universitas nah itu juga ga papa buat dilampirin,” ucapnya.

Dia berpesan untuk memasukkan sertifikat-sertifikat secara berkala pada laman aktivitas mahasiswa yang difasilitasi oleh perguruan tinggi.

“Jangan males, tapi cobalah untuk rutin memasukkan apa saja sih yang pernah kita lakukan selama perkuliahan. Kalau di UM namanya SIMAWA,” ucapnya.

Selain membuat bangga orang tua, Jasmine juga mendapat banyak benefit menjadi wisudawan terbaik non-akademik seperti hadiah dari kampus bahkan lebih dari itu.

“Dengan kita mengumpulkan prestasi selama 4 tahun terakhir ternyata seperti connecting the dots, kita akan mendapatkan capaian yang kita ga pernah expect sebelumnya,” tutup Jasmine.

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *